REJABAR.CO.ID, MAJALENGKA ----Seorang petugas KPPS di Kabupaten Majalengka meninggal dunia, Selasa (20/2/2024). Selain itu, puluhan petugas pelaksana Pemilu lainnya menjalani perawatan medis, baik rawat jalan maupun rawat inap.
Petugas KPPS asal Desa Sukasari, Kecamatan Cikijing, Kabupaten Majalengka, berinisial AEP, dilaporkan meninggal dunia setelah sebelumnya mengalami muntah-muntah pada Senin (19/2/2024) malam.
‘’Lalu pukul 07.00 WIB pagi tadi dibawa ke Puskesmas, dengan (kondisi) kesadaran menurun. Puskesmas kemudian merujuk ke rumah sakit terdekat yaitu RS 45 Kuningan. Dan barusan saya dapat informasi bahwa pasien tersebut meninggal dunia,’’ ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Majalengka, Agus Susanto, Selasa (20/2/2024).
Agus mengatakan, setelah melakukan konfirmasi ke pihak Puskesmas, almarhum juga diketahui punya riwayat penyakit penyerta. Yakni, Hipertensi.
Selain petugas KPPS tersebut, kata Agus, secara keseluruhan terdapat 44 pasien lainnya, yang terkait Pemilu 2024, yang mengalami sakit. Dari jumlah tersebut, sebanyak 24 orang merupakan KPPS, tiga orang Bawaslu, lima orang saksi, tiga orang PPS, tiga orang PPK, tiga orang Linmas dan tiga orang pemilih/masyarakat.
‘’Sebenarnya penyakitnya itu penyakit akibat kelelahan. Yang paling banyak, flu, pilek, demam, batuk. Bisa juga pengaruh cuaca ekstrim, dan mungkin saja (mereka) dari mulai pagi sampai pagi lagi kerja, hampir 24 jam,’’ kata Agus.
Agus merinci, dari 44 orang yang sakit itu, sebanyak 27 orang menjalani rawat jalan, delapan orang rawat inap, delapan orang di IGD, dan satu anggota PPS meninggal dunia. Untuk anggota PPS yang meninggal dunia, diketahui bernama Miska, asal Desa Mindi, Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka. Namun, almarhum meninggal dunia sebelum pencoblosan.
Saat itu, almarhum Miska menyiapkan tenda untuk pencoblosan. Lalu almarhum izin untuk menjenguk keluargnya di RS Mitra Plumbon Majalengka. Sesampainya di halaman parkir motor, almarhum tiba-tiba tergeletak dan tidak sadarkan diri. Meski sempat dibawa ke UGD, namun nyawanya tidak tertolong.
Agus menyatakan, pihaknya sebenarnya sudah melakukan antisipasi terjadinya kondisi seperti ini. Di antaranya, dengan melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap petugas penyelenggara Pemilu maupun personil keamanan.
‘’Sebelum H-1, kami lakukan pemeriksaan kesehatan yang tersebar di 32 puskesmas dan gratis,’’ katanya.