REJABAR.CO.ID, BANDUNG---Kesadaran masyarakat untuk pola hidup bersih harus ditingkatkan. Karena, berdasarkan data BPS, di Kota Bandung, hanya 46,9 persen yang mempunyai kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dari total populasi. Sehingga, kebiasaan CTPS ini harus lebih ditingkatkan di Kota Bandung.
Untuk meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di kalangan santri dan santriwati, Kementerian Agama Republik Indonesia menggandeng brand Lifebuoy menggelar program "Pesantren Sehat Lifebuoy”. Yakni, melibatkan 500 santri dan santriwati di Pondok Pesantren Mathla'ul Huda Bandung, Jawa Barat (Jabar) pada Senin (19/2).
Kegiatan tersebut, diisi dengan edukasi kesehatan dan pelatihan untuk mencetak Duta Santri. Kabid Pendidikan Diniyah Pondok Pesantren Kanwil Departemen Agama Jawa Barat, Drs H Ahmad Fatoni, MM berharap agar kerja sama ini mampu menjadikan santri selalu mencintai kebersihan dan kesehatan. Serta, selalu menjaga hal-hal yang akan merugikan diri sendiri.
“Untuk itu, terima kasih atas kehadiran Unilever Indonesia untuk penguatan pondok pesantren melalui jalur kesehatan tubuh, gigi, dan mulut, dan kebiasaan untuk menciptakan nuansa-nuansa baru,” ujar Ahmad, Rabu (21/2/2024).
Selain itu, kata dia, Kemenag berharap pelatihan untuk Santri Berseri ini sebagai pilot project di PP Mathla’ul Huda, menjadikan para santri lebih sehat, lebih kuat untuk melakukan berbagai hal aktivitas. “Kalau sehat, dan bertubuh kuat, para santri dapat menuntut ilmu lebih baik, dan mengisi waktu senggang dengan hal-hal bermanfaat,” kata Ahmad Fatoni.
Pimpinan PP Mathla'ul Huda Bandung, KH Miftahul Khoer, SPd mengatakan, pelatihan untuk menjadikan santri berseri bercahaya, sehat dan percaya diri. Artinya, para santri dianjurkan supaya tidak saja meningkat ilmunya, tetapi juga meningkat fisiknya, sehat dan wal’afiat. Jadi, ada kekuatan, kemampuan dari bidang ilmu, juga fisiknya, kuat, dan sehat.
“Ada anjuran dalam agama Islam, kebiasaan mandi akan membuat tubuh lebih sehat dan terjaga dari kuman penyakit, termasuk rajin mencuci tangan pakai sabun,” katanya
Salah satu langkah utama dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang penting untuk diimplementasikan di pesantren adalah gerakan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di 5 momen penting. Yakni saat sebelum makan, setelah dari toilet, setelah bermain, setelah batuk atau bersin, dan setelah bepergian. Jika dibiasakan, CTPS di 5 momen penting akan mampu melindungi para santri/santriwati dari berbagai penyebaran penyakit.
Bahkan menurut teori Swiss Cheese Model for Infectious Disease, kebiasaan ini menjadi langkah pertama untuk melindungi diri dari ancaman penyakit infeksi, setelah vaksin .
Secara terpisah, Head of Skin Cleansing Unilever Indonesia, Erfan Hidayat menjelaskan peran Lifebuoy untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan di area Pesantren. Salah satunya adalah dengan mencetak Duta Santri sebagai peer educator dari program peer-to-peer learning.
“Sejak tahun 2019 program Pesantren Sehat Lifebuoy telah menjangkau lebih dari 2.000 pesantren dan memberikan manfaat bagi lebih dari 900.000 santri/santriwati di Indonesia," katanya.
Tahun ini, kata dia, program Pesantren Sehat Lifebuoy hadir di Jakarta dengan tujuan memberikan dampak yang lebih luas melalui sejumlah rangkaian kegiatan mulai dari peer-to-peer learning, training for trainers (kepada santri, ustadz, dan ustadzah), edukasi CTPS dengan baik dan benar, hingga pemeriksaan kesehatan. "Kami berharap dengan kolaborasi yang dilakukan di Pesantren di berbagai kota di Indonesia kami dapat menjangkau penambahan 1 juta santri/santriwati di lebih dari 1.500 pesantren,” papar Erfan.
Selain peer-to-peer learning, kata dia, pihaknya memberikan bantuan terhadap pesantren berupa dana pendidikan, alat penunjang pendidikan, dan pemeriksaan kesehatan tanpa biaya. Dengan dilaksanakannya program Pesantren Sehat Lifebuoy di Kota Bandung, pihaknya berharap dapat melahirkan agen-agen perubahan yang mampu menciptakan lingkungan pesantren maupun masyarakat yang lebih sehat.