Jumat 29 Nov 2024 22:55 WIB

Wamen Dikdasmen Pastikan, Masalah P3K Hampir Mendekati Final

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menciptakan pendidikan yang bermutu

Red: Arie Lukihardianti
Wamen Dikdasmen Atip Latipulhayat saat menjadi pembicara di  acara Darul Hikam Education Conference (DHEC), Jumat (29/11/2024).
Foto: Dok Republika
Wamen Dikdasmen Atip Latipulhayat saat menjadi pembicara di acara Darul Hikam Education Conference (DHEC), Jumat (29/11/2024).

REJABAR.CO.ID,  BANDUNG--Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Atip Latipulhayat menegaskan, persoalan P3K merupakan masalah yang merata hampir di seluruh daerah. Namun, kini sudah dibahas dan hampir mendekati final.

"Kesimpulannya Guru P3K yang diangkat menjadi ASN dapat bekerja kembali di tempat swasta tempat dia mengajar. Regulasi sedang dirumuskan, supaya segala urusannya lancar," ujar Atip di acara Darul Hikam Education Conference (DHEC), Jumat (29/11/2024).

Baca Juga

Terkait kemitraan pemerintah dan swasta dalam dunia pendidikan, kata Atip, pemerintah sudah menyiapkan program rehabilitasi sekolah. "Sudah kami siapkan draft regulasinya, dan rehabilitasi fasilitas pendidikan adalah bukan hanya milik pemerintah tapi juga milik swasta," katanya.

Saat ini, menurut Atip, sudah hampir 11 ribu sekolah yang disiapkan menerima bantuan dengan total dana sekitar Rp 20 triliun rupiah dan jumlah sekolah yang dikelola swasta jumlahnya lebih banyak dari pemerintah. "Bahkan sekolah PAUD di negara kita ini, 97 persennya dikelola oleh swasta. Dalam konteks ini sangat tidak mungkin pemerintah tidak bermitra dengan swasta," katanya.

Semua warga negara, kata Atip, memiliki hak mendapatkan pendidikan bermutu, penekanannya adalah keimanan untuk akhlak mulia. Keimanan jadi prioritas dan penguatan berbasis karakter.

Menurutnya, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menciptakan pendidikan yang bermutu untuk semua. Di antaranya adalah sarana prasarana memadai, pendidik dan tendik yang kompeten dan sejahtera dengan pelatihan, ciptakan lingkungan sosia budaya yang mendukung, pembelajaran yang adaptif, ketersediaan layanan merata, pembiayaan pendidikan afirmatif, layanan pendidikan inklusif, dan pengembangan talenta unggul.

DHEC sendiri, adalah sebuah event tempat bertemunya berbagai stake holder pendidikan yang concern terhadap perkembangan dunia Pendidikan. Acara ini digelar, atas inisiatif Majelis Pendidikan Darul Hikam untuk pertama kalinya di tahun 2016, dalam rangka milad Yayasan Darul Hikam Bandung yang ke-50 tahun. "Tahun 2024 ini merupakan penyelenggaraan DHEC yang ke-5 kalinya," kata Direktur MPDH Ruri B Ramadhanti.

Tujuan penyelenggaraan DHEC sendiri, kata Ruri, selain sebagai ajang silaturahmi stake holder Pendidikan juga untuk menghimpun ide-ide segar dan kreatif. Agar, menghasilkan solusi inovatif bagi setiap tantangan Pendidikan yang ada. Dalam forum ini juga disediakan ruang kolaborasi dan diskusi yang hasilnya dapat dipraktikan di institusi pendidikan masing masing bahkan dapat juga menjadi rekomendasi bagi pemerintah.

"Setiap penyelengaraannya, DHEC diikuti oleh sekitar 200– 250 peserta yang datang dari berbagai kalangan, mulai dari guru, kepala sekolah, akademisi, ketua yayasan pendidikan, organisasi profesi pendidik, pemerhati dan LSM Pendidikan serta masyarakat luas," papar Ruri.

Peserta yang hadir, kata dia, dari berbagai kota di Indonesia, seperti Banda Aceh, Medan, Batam, Balikpapan, Makasar, Banten, Jabodetabek dan tentunya kawasan Bandung Raya. Untuk menjawab tantangan Pendidikan yang semakin kompleks, maka DHEC selalu menghadirkan tema yang beragam dan dinamis.

"DHEC tahun ini mengangkat tema Integrasi Pendidikan Nilai, Teknologi, dan Lingkungan untuk Pendidikan Berkualitas dalam Mencapai Pembangunan Berkelanjutan. Narasumber yang diundangpun memiliki reputasi dan kualitas di level nasional dan internasional," papar Ruri.

Di tempat yang sama, Ketua Yayasan Darul Hikam Sodik Mudjahid mengatakan bahwa DHEC sendiri menjadi sarana diskusi untuk mengevaluasi tentang pendidikan yang terjadi di Indonesia. "Soal perbaikan kesejahteraan guru dan P3K menjadi salah satu masalah besar yang kita diskusikan. Melalui acara ini diharapkan pula kita mampu merumuskan pendidikan yang berkualitas untuk semua," katanya.

Sodik mengatakan, visi Kemendikdasmen sekarang adalah pendidikan berkualitas untuk semua. Darul Hikam, merumuskan konsep pendidikan berkualitas adanya integrasi pendidikan nilai, pendidikan teknologi, dan pendidikan lingkungan.

Ketua MPR Ahmad Muzani mengatakan bagaimana pendidikan yang lebih baik itu adalah yang lebih memenuhi tuntunan zaman. "Jangan samakan pendidikan kita dahulu dengan pendidikan sekarang. Kesadaran SDM sangat penting, pendidikan adalah investasi yang mahal untuk pembangunan negara, maka dari itu Presiden Prabowo sangat fokus pada pendidikan dan kesejahteraan guru," paparnya.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement