Jumat 07 Feb 2025 15:51 WIB

137 Siswa SMKN 1 Depok Terancam tak Bisa Ikut SNBP, Kepsek Jelaskan Penyebabnya

Sekolah mengusahakan agar siswa bisa mengikuti SMBPTN.

Rep: Muhammad Noor Alfian choir/ Red: Karta Raharja Ucu
Siswa SMA. Ilustrasi
Foto: Republika
Siswa SMA. Ilustrasi

REJABAR.CO.ID, DEPOK — Seratus tiga puluh tujuh kelas 12 siswa SMKN 1 Depok terancam tidak bisa mengikuti Seleksi Nasional Tingkat Berprestasi (SNBP) 2025. Karena itu, para siswa pun menggelar protes di sekolah pada Kamis (6/2/2025).

“Jadi sebetulnya ini bermula dari SMBPTN. Jadi kami memang untuk anak-anak yang eligible, Untuk anak-anak yang eligible, ternyata mereka tidak bisa masuk ke dalam seleksi tersebut, 137 (siswa),” kata Kepala sekolah SMKN Depok 1 Lusi Triana saat dihubungi awak media, Jumat (7/2/2025). 

Dia mengungkapkan keterlambatan pihak sekolah mengunggah data siswa ke Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) adalah penyebabnya. “Langsung ke kendalanya aja ya. Jadi kendalanya itu karena keterlambatan sih sebetulnya. Jadi operator kami terlambat dalam memasukkan data ke sistem tersebut. Kurang lebih seperti itu,” katanya. 

Sekolah juga telah meminta maaf kepada murid dan orang tua atas kejadian tersebut. “Yang jelas dari sekolah pun sudah menjelaskan kepada wali murid dan meminta maaf atas keterlambatan tersebut,” katanya. 

Kendati demikian, pihaknya mengatakan masih mengusahakan agar para siswa tersebut dapat mengikuti SNBP. “Yang pertama kami tetap mengupayakan agar proses siswa untuk masuk ke SMBPTN itu bisa berlanjut. Dan kami juga tetap berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait dan kami juga sudah mendapatkan beberapa jawaban. Tetapi pada prinsipnya sampai saat ini kami masih melihat beberapa kemungkinan untuk siswa-siswi kita bisa masuk ke dalam SMBPTN tersebut,” katanya. 

Selain permintaan maaf, pihaknya pun mengatakan telah menawarkan kepada orang tua siswa untuk mengikuti jalur seleksi lainnya. Di mana para siswa akan diberikan bimbingan khusus. Sedangkan untuk biayanya, ia belum bisa mengungkapkan secara rinci namun ia menegaskan pihak sekolah akan bertanggung jawab. 

“Kami tadi sudah berkomunikasi langsung dengan orang tua dan kami menawarkan selain itu tersebut, bagaimana kalau anak-anak tersebut diikutkan dalam seleksi-seleksi yang masih tersedia. Dan ada bimbingan khusus buat siswa-siswi yang akan mengikuti tes tersebut supaya bisa sukses dengan baik,” katanya. 

“Pastinya nanti akan kita komunikasikan. Kita mungkin sistemnya nanti secara teknisnya akan kita atur lagi, tetapi yang jelas ada semacam pertanggung jawaban dari sekolah supaya anak-anak tersebut bisa mengikuti kegiatan tersebut,” katanya mengakhiri. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement