Senin 03 Mar 2025 22:20 WIB

Blankenheim, Produk Sepatu Kulit Asli Bandung yang Turut Berdayakan Pengrajin Sepatu

Beny mempekerjakan 10 orang karyawan dan memberdayakan komunitas pengerajin sepatu

Red: Arie Lukihardianti
Founder dan Owner Blankenheim, Beny Ramdani Sofara memperlihatkan salah satu produknya
Foto: Arie Lukihardianti
Founder dan Owner Blankenheim, Beny Ramdani Sofara memperlihatkan salah satu produknya

REJABAR.CO.ID,  BANDUNG--Nama Blankenheim bagi telinga orang Indonesia mungkin aneh. Namun, nama ini dijadikan oleh pebisnis sepatu menjadi sebuah merek produknya. Saat ini, produk sepatu Blankenheim cukup diminati bukan hanya oleh masyarakat umum tapi juga kalangan pejabat. Dalam pembuatannya, sepatu yang workshopnya berlokasi di Leuwipanjang, Kota Bandung ini kerap melibatkan para pengrajin sepatu.

Founder dan Owner Blankenheim, Beny Ramdani Sofara, ia memulai bisnis sepatu pada 2013. Saat itu, ia memutuskan untuk berbisnis sepatu karena tertarik dengan produk kulit. Alasan lain memilih berbisnis sepatu tercetus saat menyelesaikan kuliah S2 di Belanda, pada 2010 hingga 2011 ia mencari sepatu di negeri kincir angin ini.

Baca Juga

"Sudah study setahun di Belanda, saya ingin beli sepatu. Nah, akhirnya bisa menemukan sepatu yang saya inginkan. Tapi, saat saya lihat ternyata made in Indonesia dan harganya sampai Rp 4 juta. Jadi saya tertarik untuk membuat sepatu karena produk Indonesia bisa di terima pasar," ujar Beny kepada wartawan, saat ditemui di Tokonya Jalan Aria Jipang Kota Bandung, belum lama ini.

Beny menjelaskan, Blankenheim diambil dari nama jalan tempat ia tinggal selama di Belanda. Ternyata, itu adalah nama marga keluarga di Jerman yang kemudian oleh orang Belanda dipakai jadi nama jalan. Namun, yang menarik, karena Blankenheim ini nama marga maka beberapa keluarga Blankenheim sempat mengontak dirinya.

"Saat menghubungi saya di FB, ternyata keluarga Blankenheim ini bercerita kalau Kakek Buyutnya di tahun 1900 itu pengerajin sepatu, jadi kayanya pas ya," kata Beny.

Beny bersyukur, keluarga Blankenheim tak keberatan nama marganya dipakai jadi merek sepatu. Bahkan, mereka meminta kalau ada produk perempuan bisa menggunakan nama ibu mereka. "Kami juga sudah mengurus merek ini dipatenkan," katanya.

Menurut Beny, ia memproduksi sepatu dari bahan kulit karena memang ingin sepatu kulit tapi modelnya kasual. Jadi, ia memproduksi sepatu kulit yang bisa digunakan formal maupun casual dan cocok disetiap suasana. "Sepatu kami, dibuatnya kulit 100 persen. Saya ngambil kulitnya dari Surabaya, Garut, dan Magelang dengan menggunakan bahan kulit dari sapi dan domba," katanya.

Saat awal-awal berbisnis sepatu, kata Beny, ia memulainya dengan online dulu. Setelah pindah ke Bandung, baru membuat off line. Karena, outlet off line nya sayang kalau hanya digunakan untuk menjual sepatu saja, ia pun mulai membuat aksesories dari kulit.

Beny mengatakan, ia mempekerjakan 10 orang karyawan dan memberdayakan komunitas pengerajin untuk memproduksi sepatunya. Jadi, kalau sepatu banyak permintaan biasanya ia meminta komunitas pengerajin untuk mengerjakan orderan tersebut.

"Workshop saya ada di Leuwipanjang. Karena sepatu kami hand made jadi saya hanya bisa memproduksi 250 sampai 500 sepatu dalam satu bulan," kata Beny seraya mengatakan usahanya bisa semakin berkembang karena dibantu oleh Bank BRI sebagai salah satu UKM Binaan BRI.

Harga sepatu Blankenheim ini, kata dia, dibandrol dari mulai Rp 725 sampai Rp 3 juta. Sedangkan untuk produk lainnya, harga yang termahal adalah tas travel bag bisa Rp 3 sampai 4 juta. Karena, untuk membuat satu travel bag ini diperlukan kulit yang berasal dari satu badan sapi.

"Aksesories kulit kami cukup diminati. Salah satunya, kami pernah mengirimkan dompet kulit 500 buah ke Chili," katanya.

Terkait bahan baku, Beny mengaku menggunakan kulit lokal semua. Meskipun, terkadang beberapa model menggunakan sedikit kulit dari Italy. Karena, di Indonesia belum ada yang bisa membuat kulit berwarna oranye. "Kita kulit oranye di Indonesia belum ada jadi kami bawa dari Italy. Tantangannya dalam produski ini, untuk mendapatkan kulit satu warna yang sama itu susah. Misalnya warna hitam itu bisa beda warnanya karena kan karakter warna kulit binatang juga berbeda-beda," paparnya.

Sementara menurut Salah Seorang Pembeli Sepatu Blankenheim, Doni Ramadan, ia senang denga sepatu produk Blankenheim karena modelnya yang kekinian. Selain itu, sepatunya nyaman digunakan di semua suasana resmi maupun santai. "Ini kulitnya bagus, jadi enak kalau dipakai," katanya.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement