Sabtu 08 Mar 2025 17:12 WIB

FTK Unisba Beri Pelatihan Parenting bagi Buruh Migran di Malaysia

Pengasuhan yang tepat sangat berperan dalam perkembangan anak

Red: Arie Lukihardianti
FTK Universitas Islam Bandung (Unisba), menggelar pelatihan bertajuk Capacity Building for Migrant Workers in Parenting Skills
Foto: Dok Republika
FTK Universitas Islam Bandung (Unisba), menggelar pelatihan bertajuk Capacity Building for Migrant Workers in Parenting Skills

REJABAR.CO.ID,  BANDUNG--Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Bandung (Unisba), menggelar pelatihan bertajuk Capacity Building for Migrant Workers in Parenting Skills pada 22-23 Februari 2025. Kegiatan yang difasilitasi oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unisba ini, bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para perempuan pekerja migran dalam pengasuhan anak usia 2-8 tahun, dengan fokus pada stimulasi perkembangan mereka.

Menurut Ketua Tim PKM, Dr Aep Saepudin, pengasuhan yang tepat sangat berperan dalam perkembangan anak, terutama bagi keluarga buruh migran yang menghadapi berbagai tantangan. "Interaksi yang berkualitas antara ibu dan anak tidak hanya memperkuat hubungan emosional, tetapi juga menjadi fondasi bagi perkembangan otak anak," ujar Aep, dalam keterangan resminya, Sabtu (8/3/2025).

Baca Juga

Aep mengatakan, pelatihan ini menitikberatkan pada enam aspek perkembangan anak. Yakni, Moral dan Agama – Menstimulasi kecerdasan spiritual dan pemahaman aturan, Bahasa – Mengembangkan keterampilan bahasa verbal dan non-verbal,  Fisik-Motorik – Meningkatkan pertumbuhan sehat serta keterampilan motorik kasar dan halus,Kognitif – Meningkatkan kecerdasan umum dan spesifik,  Sosial-Emosional – Mengembangkan kemampuan bersosialisasi dan pengendalian emosi, serta Seni dan Kreativitas – Mendorong ekspresi kreatif anak.

Pada hari pertama, kata dia, para ibu buruh migran mendapatkan pelatihan intensif mengenai keterampilan pengasuhan. Dr. Erhamwilda, M.Pd., pakar psikologi pendidikan dan bimbingan menjelaskan, pentingnya interaksi yang berkualitas dalam pola asuh. Nabila Nura’ni, dosen tafsir di FTK Unisba, membawakan materi Parenting Berkualitas dalam Perspektif Islam, sedangkan Arif Hakim, M.Pd., ahli pendidikan anak usia dini, memberikan wawasan tentang Menciptakan Lingkungan Belajar di Rumah dan Keterlibatan Kognitif Orang Tua.

Selain menerima materi, peserta juga aktif berdiskusi dan berbagi pengalaman tentang tantangan mengasuh anak di lingkungan kerja migran. "Diskusi ini membuka ruang bagi para ibu untuk saling belajar dan menemukan solusi praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari," kata Dr Aep.

Hari kedua, difokuskan pada kegiatan stimulasi perkembangan anak melalui berbagai aktivitas edukatif seperti bercerita, bernyanyi, mewarnai, bermain peran, dan eksplorasi sensorik. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk memastikan anak-anak tetap mendapatkan stimulasi optimal meskipun berada jauh dari lingkungan asal mereka.

"Kami ingin memastikan bahwa anak-anak juga mendapatkan manfaat langsung dari kegiatan ini. Melalui stimulasi yang tepat, kami berharap mereka dapat tumbuh dengan optimal," kata Dr Aep.

Para ibu juga, diberikan panduan praktis untuk melanjutkan stimulasi perkembangan anak di rumah dengan menggunakan alat sederhana yang mudah ditemukan. Program ini mendapat respons positif dari para peserta. Hanifah, seorang buruh migran yang telah bekerja selama lima tahun, mengungkapkan rasa syukurnya. "Saya baru menyadari betapa pentingnya waktu berkualitas bersama anak. Meskipun sibuk bekerja, ternyata ada banyak cara sederhana yang bisa saya lakukan untuk mendukung perkembangannya," katanya.

Dukungan juga datang dari komunitas setempat dan organisasi non-pemerintah yang peduli terhadap hak-hak buruh migran. Mereka berharap agar program serupa dapat terus dilakukan secara berkelanjutan.

Pelatihan Capacity Building for Migrant Workers in Parenting Skills tidak hanya membekali para ibu buruh migran dengan pengetahuan dan keterampilan dalam pengasuhan anak, tetapi juga menjadi bentuk dukungan nyata bagi keluarga mereka yang menghadapi tantangan unik di negara asing. "Dengan semangat kolaborasi dan kepedulian, diharapkan generasi mendatang dari keluarga buruh migran dapat tumbuh menjadi individu yang sehat, cerdas, berakhlak baik, dan percaya diri," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement