Ahad 09 Mar 2025 14:25 WIB

Warga Kabupaten Bandung Bosan, Banjir Langganan Tiap Tahun tak Ada Solusi

Wilayahnya sering banjir, tapi baru kali ini banjir besar dan merendam rumahnya

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Akses Jalan Bojongsoang menuju Baleendah dan sebaliknya terendam banjir, Ahad (9/3/2025).
Foto: M Fauzi Ridwan
Akses Jalan Bojongsoang menuju Baleendah dan sebaliknya terendam banjir, Ahad (9/3/2025).

REJABAR.CO.ID,  BANDUNG--Sejumlah warga korban banjir di wilayah Bojongsoang, Kabupaten Bandung merasa bosan dengan banjir yang terjadi di wilayahnya tiap tahun. Mereka pun menilai tidak pernah ada solusi kongkret dari pemerintah untuk mengatasi banjir yang sudah menahun terjadi.

Salah seorang warga Bojongsoang, Mila mengaku seluruh barang-barang berharga di rumah seperti kulkas, mesin cuci dan lainnya terendam banjir akibat luapan air Sungai Citarum. Ia pun saat ini memilih mengungsi ke rumah kakaknya sebab ketinggian air banjir terus naik baik di tempat tinggalnya atau gang menuju ke jalan raya. "Mau ngungsi ke rumah kakak di Cikarees, hari Jumat banjirnya kecil selutut tadi Sepinggang," ujar Mila, Ahad (9/3/2025).

Baca Juga

Ia mengatakan di wilayahnya sering banjir. Namun, baru kali ini banjir besar dan merendam rumahnya hingga ke area jalan Raya Bojongsoang. "Dari dulu banjir terus belum ada solusi, padahal sungai udah dikeruk," kata dia.

Salah seorang warga lainnya Endang Sutisna menilai program Citarum harus belum efektif mengatasi permasalahan sampah. Sebab masih banyak sampah-sampah yang dibuang ke Sungai Citarum.

Ia pun mengeluhkan masih terdapat juga masyarakat yang membuang sampah sembarangan ke sungai. Endang menyebut wilayah terdampak yang paling besar yaitu Cigebar dan Cijagra. "Di Cigebar air paling cepat datang dan paling lama turun dan di Cijagra RW 10. Tahun 2020 sama seperti ini banjirnya," kata dia.

Sebelumnya, akses jalan Dayeuhkolot- Baleendah, Kabupaten Bandung terendam banjir akibat luapan air Sungai Citarum, Ahad (9/3/2025). Kendaraan roda dua dan roda empat tidak dapat melintasi jalur tersebut.

Pantauan, kendaraan roda dua dan roda empat sudah tidak bisa melintasi jalan di Jalan Moch Toha, depan Metro Garmen. Sebab ketinggian air banjir yang tinggi.

Selanjutnya, banjir pun merendam Jalan Dayeuhkolot- Baleendah tepatnya di depan Masjid AS Shofia hingga sebelum Jembatan Citarum. Ribuan pemukiman warga dan ruko-ruko pedagang pun terendam banjir hingga tidak ada aktivitas jual beli.

Masyarakat yang ingin melintasi Jalan Dayeuhkolot-Baleendah yang terendam banjir terpaksa berjalan kaki dengan ketinggian air mencapai perut orang dewasa. Sedangkan beberapa orang lainnya memilih menggunakan perahu.

Para pemuda setempat membuka jasa layanan perahu bagi masyarakat yang ingin melintasi jalan tersebut. Masyarakat yang naik perahu dipatok harga Rp 10 ribu untuk sekali melintasi jalan yang banjir.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement