Omzet hingga Puluhan Juta
Berkat ketekunan dan pengelolaan yang baik, usaha ikan Arwana Yudi kini menghasilkan omzet Rp35 juta hingga Rp50 juta per bulan. Ia bahkan mulai merambah pasar ekspor ke Cina, Thailand, dan Hong Kong. Meskipun, pengiriman masih bersifat musiman.
Jenis ikan yang dijual pun beragam. Untuk Arwana Silver berukuran kecil dibanderol mulai Rp50 ribu, sedangkan Arwana Super Red berkualitas tinggi bisa mencapai Rp12 juta per ekor. “Kalau Super Red ukuran kontes, harganya bisa seharga mobil. Tapi saya lebih fokus ke pasar menengah, dengan harga sekitar satu sampai empat juta,” katanya.
Di balik keuntungan yang menggiurkan, bisnis ikan Arwana tetap memiliki tantangan. Salah satunya adalah kondisi cuaca yang ekstrem saat musim hujan, yang bisa memengaruhi kualitas air dan kesehatan ikan. Selain itu, ia masih kesulitan mencari pegawai yang bisa dipercaya untuk membantu operasional harian.
Namun, Yudi tetap optimistis. Ia bercita-cita membangun toko fisik yang lebih representatif dan bisa menjadi tempat edukasi bagi pemula. “Saya ingin usaha ini bukan cuma jadi sumber nafkah, tapi juga ladang berbagi ilmu. Siapa tahu ada anak muda lain yang bisa sukses lewat ikan hias seperti saya,” katanya.
Dibantu Modal Usaha dari BRI Usaha Makin Berkembang
Seiring berkembangnya usaha, Yudi mulai merasa perlu menambah modal. Ia pun mengajukan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) ke BRI. Dana awal sebesar Rp20 juta kemudian bertambah menjadi Rp50 juta.
“Pinjaman dari BRI sangat membantu untuk beli stok ikan dan tambahan akuarium. Tapi menurut saya, pinjaman itu cocoknya setelah usaha berjalan. Jangan saat masih coba-coba,” katanya.
Meskipun belum tergabung resmi sebagai UMKM binaan, ia bersyukur program KUR mampu mendukung pengembangan usahanya. "Setelah mendapat suntikan modal dari BRI, usaha saya berkembang. Penjualannya naik sekitar 150 persen sampai 200 persen," katanya.