REJABAR.CO.ID, BANDUNG--Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB Jawa Barat (Jabar) resmi meluncurkan 200 unit Mobil Siaga dan Ambulans dalam program Gerak Tanggap Darurat (GTD). Kegiatan ini berlangsung meriah di halaman Gedung Sate Bandung, Ahad (18/5/2025).Turut hadir anggota DPR RI, DPRD provinsi, dan kepala daerah dari PKB, serta lebih dari 600 relawan medis yang tergabung dalam jaringan Gerak Tanggap Darurat.
Ketua Umum DPP PKB, Gus Muhaimin, secara resmi melaunching program ini secara virtual dari Luar Negeri. Gus Muhaimin menegaskan, GTD adalah refleksi dari politik yang berpihak, bukan yang sekadar menjanjikan. “PKB tidak hadir hanya saat pemilu, tapi saat rakyat benar-benar membutuhkan. GTD adalah gerakan moral dan tanggung jawab sosial kita bersama,” ujar Gus Muhaimin.
Sementara menurut Ketua DPW PKB Jawa Barat, Syaiful Huda, GTD telah dibangun sejak 2019 oleh kader-kader PKB yang aktif dalam bidang sosial, kesehatan, dan kebencanaan. Sejak awal, GTD pun telah menjalin kerja sama dan membantu beberapa pihak. Di antaranya, bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Bandung, membantu evakuasi korban banjir dan kebakaran, menyediakan ambulans gratis tanpa syarat dan menjangkau warga miskin, lansia, dan difabel.
“Ini bukan gimik politik. Ini adalah komitmen solidaritas voluntarisme dan investasi sosial jangka panjang dari PKB untuk rakyat Jawa Barat,” ujar Huda.
Huda menjelaskan, program ratusan ambulans ini menghabiskan Rp 91 miliar. Yakni, terdiri dari Rp50 miliar untuk pengadaan 200 unit mobil dan Rp41 miliar untuk operasional dan BBM selama 5 tahun (Rp3,4 juta/bulan/mobil x 200 mobil x 60 bulan).
"Peluncuran 200 mobil hari ini merupakan ekspansi besar yang menjadikan Jawa Barat sebagai provinsi pertama dengan armada kemanusiaan partai terbesar di Indonesia," kata Huda.
Menurut Huda, Layanan GTD meliputi ambulans dan mobil pendampingan pasien 24 jam. Kemudian, evakuasi bencana, kebakaran, dan kecelakaan. Selain itu, ada ayanan untuk lansia, difabel, dan warga tidak mampu serta espons cepat untuk krisis sosial dan kesehatan. "Kami juga menguatkan jaringan relawan kesehatan di seluruh desa/kelurahan," katanya.