REJABAR.CO.ID, BANDUNG--Di tengah tantangan kenaikan harga pangan dan energi, sebuah inisiatif luar biasa lahir dari para kiai dan ulama pesantren. Bersama komunitas koperasi dan profesional diaspora, mereka membentuk DASA NTARA, sebuah gerakan distribusi berbasis koperasi yang kini berkembang menjadi pilar baru dalam menjaga ketahanan pangan, energi, dan ekonomi Indonesia.
Menurut Ketua Dewan Pengawas DASA NTARA, Datuk MRL Haji Indra Wijaya, berawal dari mimpi sederhana di lingkungan pesantren, DASA NTARA kini memiliki tujuan ambisius. Yakni, mendirikan 1.000 Dapur BGN (Bersama Gotong Royong Nusantara). "Dapur ini tidak hanya melayani para santri, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat kecil, menunjukkan komitmen nyata terhadap kesejahteraan rakyat," ujar Indra, dalam keterangan resminya, Kamis (12/6/2025).
Menurutnya, DASA NTARA dengan tegas kembali menempatkan koperasi sebagai tulang punggung ekonomi rakyat. Dengan struktur koperasi yang rapi dari pusat hingga pelosok desa, mereka membangun sistem distribusi yang adil dan efisien, memastikan semua pihak mendapatkan manfaat.
Langkah DASA NTARA ini, kata dia, bahkan tak berhenti di dalam negeri. Mereka telah menjalin kerja sama strategis dengan Koperasi Agro Makanan Selangor Berhad Malaysia. Kemitraan ini bertujuan memperkuat jaringan koperasi di ASEAN sekaligus mendukung kebutuhan Pemukiman Haji Indonesia di Tanah Suci.
Indra mengatakan, pihaknya pun mendapatkan dukungan kuat dari PT NTB Satu Nusantara sebagai penjamin nasional dan Caltech Trading Inc. (USA) sebagai penyandang dana global. Dengan target investasi hingga 3 miliar dolar Amerika secara bertahap, DASA NTARA siap mewujudkan visinya.
"Ini Jihad Ekonomi Lintas Generasi. Kami tidak sekadar membangun jalur bisnis. Ini jihad ekonomi lintas generasi. Para kiai sudah lama menanam benih. Sekarang saatnya kita panen dan sebar ke dunia," kata Indra yang juga menjabat Ketua Harian Yayasan Pembangunan Pemukiman Haji Indonesia di Makkah.
Hal ini pun, kata dia, menegaskan bahwa DASA NTARA bukan sekadar proyek ekonomi. Namun, sebuah perjuangan mulia yang melibatkan banyak pihak untuk menciptakan kemandirian dan kesejahteraan bangsa.