Selasa 24 Jun 2025 20:11 WIB

Dedi Mulyadi Targetkan 20 Ribu Siswa Keluarga Miskin Bisa Bersekolah di Sekolah Pemerintah

Setiap siswa sekolah mendapat alokasi 3,6 juta untuk beli sepatu, dan baju sekolah

Red: Arie Lukihardianti
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi
Foto: Ferry Bangkit
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi

REJABAR.CO.ID,  BANDUNG--Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan, selama lebih dari 100 hari kepemimpinannya berbagai program telah diluncurkan. Yakni, mulai dari pendidikan, kesehatan, infrastruktur hingga lingkungan.

Dalam unggahannya, Dedi menunjukan komitmennya dalam membangun pendidikan di Jawa Barat. Salah satunya dengan membangun sekolah baru, memperbaiki ruang kelas, memberikan beasiswa kepada masyarakat miskin yang jumlahnya mencapai 12.600 keluarga miskin.

Baca Juga

"Mereka bisa jadi tidak terdata dengan baik, tapi miskin. Maka saya pengen jadi 20.000 ribu (siswa) keluarga miskin yang bisa sekolah di sekolah pemerintah. Dan kemudian nanti mendapat alokasi 3,6 juta untuk beli sepatu, beli baju sekolah," ujar Dedi Mulyadi dalam unggahan video di media sosialnya yang dikutip, Selasa (24/6/2025).

"Kemudian juga memberikan beasiswa untuk santri. Kita sudah menyiapkan beasiswa untuk santri yang tidak mampu di seluruh Provinsi Jawa Barat," imbuhnya.

Dalam pembangunan infrastruktur, kata dia, Pemerintah Provinsi Jabar menyiapkan anggaran dari hasil efisiensi sebesar Rp3,6 triliun. Anggaran tersebut akan digunakan untuk perbaikan jalan dan sanitasi. "Jalan-jalan sudah mulai dibangun di berbagai tempat walaupun kita baru fokus pada jalan provinsi karena itu yang menjadi kewajiban kita," katanya.

Selain itu, Dedi juga menunjukan komitmennya terhadap layanan kesehatan bagi masyarakat. Pemprov Jabar akan segera membayar tunggakan BPJS dalam rancangan anggaran perubahan tahun 2025 ini. "Kemudian ini nih BPJS nunggak Rp 334 miliar yang dibayarkan ke kabupaten/kota. Sehingga nanti banyak warga yang tidak bisa dibayarkan oleh BPJS ketika sakit. Di perubahan anggaran akan saya masukan," katanya.

Selanjutnya, kata dia, permasalahan-permasalahan sosial yang kerap dihadapi oleh masyarakat. Yakni, dari mulai rumahnya terkena longsor, warga yang melanggar hukum karena menggunakan tanah negara untuk berjualan ataupun bermukim, sedikit demi sedikit dituntaskan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement