REJABAR.CO.ID, BANDUNG -- Pemprov Jabar sudah sangat agresif dalam menarik investor untuk menanamkan modalnya di Jabar. Namun, Gubernur Jabar Ridwan Kamil juga meminta, hal itu harus diimbangi oleh kemampuan yang sama di tingkat daerah.
Oleh karena itu, Ridwan Kamil meminta, agar daerah menggunakan politik door to door untuk menawarkan investasi. “Rejeki harus dijemput tidak bisa ditunggu,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil usai acara Forum Investasi Jawa Barat 2023 yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat dan Dinas PMPTSP Provinsi Jawa Barat untuk mendorong peningkatan realisasi investasi di Jawa Barat, Selasa (28/2).
Emil menyarankan, agar kepala daerah di Jawa Barat untuk menambah kapasitas dan kemampuan Bahasa inggris dan lobi. Sehingga, bisa menarik investor. Jika kepala daerah tidak bisa menguasai kemampuan ini, Emil menyarankan kepala dinas penanaman modal di daerah harus menguasai kemampuan persuasif.
“Itulah kenapa kalau 2017 Jawa Barat masih rangking 2 realisasi investasi, sekarang sudah lima tahun berturut-turut rangking 1, politik door to door bukan jaga warung,” katanya.
Emil mengatakan, indikator ekonomi Jawa Barat menunjukan musim yang cerah setelah pada tahun lalu meraih banyak capaian positif. Mulai dari investasi tertinggi se-Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi tertinggi se-Jawa, hingga penurunan kemiskinan.
Kepala DPMPTSP Jawa Barat Nining Yulitistiani mengatakan, acara ini merupakan wadah komunikasi antara pemerintah dengan para pelaku usaha di Jawa Barat. Tujuannya, untuk mendorong adanya hilirisasi investasi di Jawa Barat, tercapatnya kemitraan antara pelaku usaha besar dengan IKM di Jawa Barat, serta kick off penyusunan Investment Project Ready to Offer di Jawa Barat.
Menurutnya, realisasi investasi di Jawa Barat pada tahun 2022 mencapai Rp 174,6 triliun, melewati target dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sebesar 103,14 persen dan target Renstra sebesar 166,26 persen. Angka tersebut terdiri dari PMA sebesar Rp 93,77 triliun dan PMDN sebesar Rp 80,81 triliun. Sementara itu, target realisasi investasi tahun 2023 ditetapkan sebesar Rp 188,03 triliun.
“Tahun ini kita optimis mencapai target yang diberikan BKPM, karena pada 2022 saja kita sudah mencapai Rp174,6 triliun, ini melebihi target yang diberikan,” katanya.
Adapun empat besar tingkat kabupaten dan kota di Jawa Barat yang menjadi target investasi terbanyak di tahun 2023 adalah Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kota Bekasi, dan Kabupaten Purwakarta.
Negara dengan investor terbesar di Jawa Barat adalah R.R Tiongkok dengan investasi sebesar Rp 26,44 triliun, diikuti oleh Jepang dengan investasi sebesar Rp 21,60 triliun, Singapura dengan investasi sebesar Rp 13,29 triliun, Korea Selatan dengan investasi sebesar Rp 9,8 triliun, dan Belanda dengan investasi sebesar Rp 7,02 triliun.
Di tempat yang sama Deputi Kepala Kantor Bank Indonesia Jawa Barat Bambang Pramono mengatakan pihaknya bersama DPMPTSP mendorong realisasi investasi hilirisasi menjadi fokus pada tahun ini. Sebelumnya, pihaknya mendorong investasi di sektor ketahanan pangan.
“Hilirisasi kenapa, karena Jawa Barat ini marketnya besar ada 50 juta penduduk. Kami siapkan capacity building jika diperlukan oleh pelaku ekonomi, targetnya memperkuat hilirisasi,” katanya.
Pada Forum Investasi Jawa Barat 2023, para peserta berkesempatan untuk mendiskusikan isu-isu terkait investasi di Jawa Barat dan membangun kemitraan dengan para pelaku usaha lainnya. Diharapkan kegiatan ini dapat memperkuat sinergi antara pemerintah dengan pelaku usaha dalam mendorong peningkatan investasi di Jawa Barat.