Waryono mengatakan, petani terbebani soal pemupukan ulang itu. Pasalnya, jatah pupuk subsidi sudah terpakai, sehingga pilihannya membeli pupuk nonsubsidi. “Semoga ada bantuan pupuk subsidi untuk petani yang terkena banjir,” ujar Waryono.
Menurut Wakil Ketua KTNA Kabupaten Indramayu, Sutatang, selain di Kecamatan Kandanghaur, area tanaman padi di sejumlah daerah lain juga sempat tergenang banjir. Seperti di wilayah Kecamatan Losarang, Sliyeg, Widasari, Balongan dan Krangkeng. “Rata-rata tanaman padi yang terendam banjir itu sudah melakukan pemupukan pertama,” kata dia, Selasa (7/3/2023).
Meski tanaman padinya terselamatkan, Sutatang mengatakan, harus dilakukan pemupukan ulang. Jika tidak, hasil panennya bisa tidak maksimal. “Pemupukan yang pertamanya kan kena banjir, jadi memang harus dilakukan pemupukan ulang,” katanya.
Namun, menurut Sutatang, alokasi pupuk subsidi bagi petani hanya 375 kilogram per hektare. Terdiri atas Urea 250 kilogram dan Phonska 125 kilogram. “Karena pupuk subsidinya sudah terpakai, petani terpaksa harus membeli pupuk nonsubsidi yang harganya lebih mahal,” ujar dia.
Sutatang mengatakan, jika petani tidak memiliki uang, mereka akan berutang dahulu kepada pemilik kios pupuk atau pihak lainnya. Utang tersebut akan dibayar saat panen atau yang dikenal dengan istilah “yarnen” (bayar panen), baik berupa gabah atau uang.