Jumat 06 Jun 2025 21:19 WIB

Aktivitas Vulkanik Meningkat, Gunung Tangkuban Parahu Masih Didatangi Wisatawan

Dari hasil pemantauan rekaman kegempaan pada 5 Juni 2025, dari 74 kali gempa

Rep: Ferry Bangkit Rizki / Red: Arie Lukihardianti
Wisatawan Tengah Menikmati Objek Wisata di Gunung Tangkuban Parahu di Perbatasan Kabupaten Bandung Barat dengan Kabupaten Subang.
Foto: Ferry Bangkit
Wisatawan Tengah Menikmati Objek Wisata di Gunung Tangkuban Parahu di Perbatasan Kabupaten Bandung Barat dengan Kabupaten Subang.

REJABAR.CO.ID,  BANDUNG BARAT -- Aktivitas kunjungan di Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tangkuban Parahu berjalan normal meskipun ada peningkatan aktivitas vulkanik di gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Bandung Barat (KBB) dengan Kabupaten Subang itu.

Seperti yang terpantau pada Jumat (6/6) yang bertepatan dengan momen libur Idul Adha 1446 Hijriah/2025 Masehi. Meski diguyur hujan, namun wisatawan dari berbagai daerah tetap menikmati wisata alam di Gunung Tangkuban Parahu. Seperti Ica (38), wisatawan asal Bekasi. "Ia sengaja datang ke sini sengaja mau liburan sama keluarga. Saya dari Bekasi," kata Ica.

Baca Juga

Ia dan keluarganya mengaku penasaran dengan keindahan dan bentuk Gunung Tangkuban Parahu yang selama ini terkenal dengan keindahan alam dan beberapa kawah aktifnya. Legenda Sangkuriang yang kerap dikaitkan dengan terbentuknya Gunung Tangkuban Parahu menambah rasa penasaran wisatawan tersebut. "Datang ke sini karena penasaran, ternyata memang suasannya sangat bagus," kata dia.

Berdasarkan hasil pemantauan rekaman kegempaan pada 5 Juni 2025, dari 74 kali gempa low-frequency, 2 kali gempa hembusan dan 2 kali gempa vulkanik dangkal. Mulai tanggal 4 Juni 2025, jumlah gempa hembusan dan low-frequency di Gunung Tangkuban Parahu mengalami penurunan jika dibandingkan dengan pemantauan pada tanggal 3 Juni 2025.

Sedangkan berdasarkan data pemantauan tanggal 4 Juni 2024 jumlah Gempa Low-Frequency (LF) terekam sebanyak 202 kejadian, lebih rendah dibandingkan rekaman sehari sebelumnya yang mencapai 270 kejadian. Rekaman Gempa Hembusan dan Low-Frequency ini dinilai masih tinggi, menunjukkan adanya perubahan dalam dinamika aktivitas vulkaniknya, meskipun secara keseluruhan tingkat aktivitas Gunung Tangkuban Parahu masih berada pada level I atau normal.

"Sampai detik ini masih di level 1 atau normal," kata Penyelidik Bumi Ahli Utama Badan Geologi, Kristiyanto.

Menurut Kristianto, peningkatan aktivitas vulkanik di Gunung Tangkuban Parahu bisa disebabkan beberapa faktor. "Faktor peningkatan bisa terjadi karena magma naik ke permukaan atau memang sistem peningkatan tekanan di dekat permukaan karena ini termasuk gunung yang hidrotermal," kata dia.

Meski ada peningkatan aktivitas vulkanik, namun dirinya menegaskan hingga saat ini tidak sampai menimbulkan erupsi freatik di Gunung Tangkuban Parahu. Meskipun Tangkuban Parahu merupakan salah satu gunung yang sering terjadi erupsi freatik.

"Gunung Tangkuban Parahu ini termasuk gunung yang sering terjadi erupsi freatik dimana erupsi ini banyak yang tidak didahului dengan peningkatan signifikan. Jadi kadang-kadang trend-nya naik sedikit aja ada erupsi freatik. Tapi sejak tahun 2019 sampai saat ini memang belum terjadi erupsi freatik," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement