Kamis 09 Mar 2023 21:29 WIB

Breakwater Diharapkan Kurangi Ancaman Abrasi di Pesisir Indramayu

Breakwater yang dibangun di pesisir Indramayu total panjangnya sekitar 10 kilometer.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Irfan Fitrat
Bupati Indramayu Nina Agustina bersama Anggota Komisi V DPR RI Dedi Wahidi dan Kepala BBWS Cimanuk-Cisanggarung, Dwi Agus Kuncoro, meresmikan breakwater dan groin, saat kegiatan di Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Kamis (9/3/2023).
Foto: Republika/Lilis Sri Handayani
Bupati Indramayu Nina Agustina bersama Anggota Komisi V DPR RI Dedi Wahidi dan Kepala BBWS Cimanuk-Cisanggarung, Dwi Agus Kuncoro, meresmikan breakwater dan groin, saat kegiatan di Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Kamis (9/3/2023).

REJABAR.CO.ID, INDRAMAYU — Pembangunan infrastruktur pengaman pantai di empat titik pesisir wilayah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, tuntas. Keberadaan infrastruktur berupa breakwater dan groin itu diharapkan dapat mengurangi ancaman abrasi di kawasan pesisir Indramayu.

Ada empat titik pembangunan infrastruktur yang rampung. Terdiri atas breakwater di kawasan Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat, breakwater di Kecamatan Krangkeng, pengaman pantai Dadap, dan pembangunan groin di Pantai Glayem, Kecamatan Juntinyuat.

Pembangunan infrastruktur tersebut dilakukan sejak 2022 dan pada Kamis (9/3/2023) ini diresmikan. Peresmian dihadiri Bupati Indramayu Nina Agustina, Anggota Komisi V DPR RI Dedi Wahidi, dan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung, Dwi Agus Kuncoro. Acara tersebut dipusatkan di Pantai Desa Dadap.

Menurut Kepala BBWS Cimanuk-Cisanggarung, Dwi Agus Kuncoro, tingkat abrasi di pesisir Kabupaten Indramayu terbilang tinggi. Bahkan, di wilayah kerja BBWS Cimanuk-Cisanggarung, abrasi di pesisir Indramayu menjadi salah satu yang paling parah.

Karena itu, pada 2022, BBWS Cimanuk-Cisanggarung mulai membangun breakwater maupun groin di sejumlah titik pesisir Kabupaten Indramayu. Breakwater yang dibangun di wilayah Desa Glayem dan Desa Dadap hingga Desa Tanjakan, Kecamatan Krangkeng, total panjangnya mencapai sekitar sepuluh kilometer.

Dwi menjelaskan, breakwater ditujukan untuk memecah atau meredam gelombang laut sebelum sampai ke area pantai. Menurut dia, breakwater yang dibangun di Desa Dadap memiliki celah atau pintu. Tujuannya agar air dari laut yang membawa sedimen pasir bisa masuk ke bibir pantai.

Dengan demikian, pasir itu akan terkumpul, yang nantinya bisa menciptakan daratan baru. “Total ada lima sampai enam celah,” kata Dwi.

Diharapkan, dari tahun ke tahun, garis pantai semakin maju ke arah lautan. “Ya, mengembalikan ke semula,” ujar Dwi.

Menurut Kepala Desa Dadap, Asyriqin Syarif Wahadi, abrasi yang terjadi di wilayah desanya terbilang parah. Ia menyampaikan terima kasih atas pembangunan breakwater yang membentang sepanjang sekitar enam kilometer di wilayah desanya. “Tahun ini abrasi sudah sedikit teratasi,” kata dia.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement