Senin 03 Apr 2023 17:20 WIB

23 Ribu Balita di Kota Cirebon Jadi Sasaran Vaksinasi Polio

Vaksin polio untuk anak usia 0-59 bulan diberikan untuk mencegah terjadinya KLB.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon, dr. Hj. Siti Maria Listiawaty, MM.
Foto: Dok Diskominfo Kota Cirebon.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon, dr. Hj. Siti Maria Listiawaty, MM.

REJABAR.CO.ID,  CIREBON -- Sebanyak 23 ribu anak usia 0 hingga 59 bulan di Kota Cirebon menjadi sasaran pelaksanaan vaksinasi polio. Pelaksanaan vaksinasi itu dilakukan dalam pekan Sub-PIN Polio yang dimulai hari ini, Senin (3/4/2023).

"Yang jadi sasaran adalah anak yang umurnya lima tahun kurang sedikit. Untuk yang umurnya lima tahun lebih sehari saja, itu tidak boleh (bukan sasaran)," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon, Siti Maria Listiawaty.

Maria menjelaskan, pelaksanaan imunisasi itu dilakukan dalam dua putaran. Putaran pertama, dilakukan selama satu pekan yang dimulai 3 April 2023.

Selanjutnya, putaran kedua berupa sweeping ke sejumlah titik sesuai evaluasi pelaksanaan putaran pertama dan untuk menyasar balita yang belum mendapatkan vaksin polio. "Untuk pelaksanaannya dilakukan di posyandu dan sejumlah sekolah seperti TK, RA, dan PAUD," ujar Maria.

Vaksin polio yang diberikan itu berupa vaksin tetes. Karena itu, vaksin tersebut tidak akan menimbulkan efek samping pada balita, seperti badan menjadi panas atau demam.

"Sasarannya semua anak. Baik yang sudah divaksin polio maupun belum. Kalau sudah divaksin sebelumnya kan berarti perlindungannya bertambah," kata Maria.

Vaksin polio untuk anak usia 0-59 bulan diberikan untuk mencegah terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) polio seperti di Purwakarta. Sebelumnya, kasus tersebut juga terjadi di Aceh.

Menurut Maria, polio di Purwakarta terjadi pada anak yang memang tidak divaksin sama sekali. Untuk itu, dia berharap para orang tua di Kota Cirebon memiliki kesadaran untuk memberikan vaksinasi pada anaknya.

Maria mengakui, saat ini masih ada orang tua yang menolak anaknya diimunisasi. Untuk itu, pihaknya berupaya melakukan berbagai pendekatan, termasuk dengan tokoh agama. Peran tokoh agama dinilai sangat penting untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya pemberian imunisasi untuk balita. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement