REJABAR.CO.ID, CIREBON -- Pembangunan pembangkit Cirebon Power unit II 1x1.000 MW memasuki tahap akhir. Hal itu ditandai dengan melakukan uji coba operasi (commissioning).
‘’Pembangunan pembangkit Cirebon Power unit II sudah mencapai 99,8 persen per 31 Maret 2023,’’ ujar Wakil Direktur Utama Cirebon Power, Joseph Pangalila, dalam siaran persnya, Kamis (6/4/2023) malam.
Joseph optimistis, pembangkit unit II bisa menyelesaikan tahapan penting selanjutnya termasuk performance test dan uji coba operasi (commissioning). Dia juga berharap, masyarakat Cirebon terus mendukung pembangunan pembangkit unit II sampai nanti beroperasi.
‘’Meskipun belum beroperasi secara komersial, saat ini dalam proses comissioning (uji coba operasi) telah memproduksi 581 ribu MWh (Mega watt hour), dan disuplai ke jaringan Jawa-Madura-Bali. Kami mohon dukungan dari masyarakat agar pembangkit ini bisa segera berkontribusi bagi kemajuan bangsa,’’ kata Joseph.
Joseph mengatakan, pembangkit Cirebon Power baik unit I maupun unit II terbukti mampu menekan emisi karena menggunakan teknologi ramah lingkungan super critical boiler dan ultra super critical. Keunggulan teknologi itu sekaligus bentuk komitmen perusahaan menjaga agar emisi pembangkit tetap di bawah ambang batas.
‘’Saat ini PTBAE-PU (Persetujuan Teknis Batas Atas Emisi Pelaku Usaha) yang kita terima surplus. Artinya, tingkat emisi di bawah batas yang diberikan pemerintah. Ini yang akan kita pertahankan terus untuk kita pakai kedepan,’’ tukas Joseph.
Dengan teknologi ultra super critical, pembangkit Cirebon Power unit II mampu meningkatkan efisiensi penggunaan batu bara sehingga emisi yang dihasilkan lebih rendah. Nitrogen oxide (Nox), sulphur dioxide ((S02), dan total particulate (PM) di bawah standar yang sudah ditentukan pemerintah, sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 15 Tahun 2019. Seperti pada unit I, fly ash dan botttom ash dari pembangkit unit II juga akan diserap industri semen.
Di sisi lain, perusahaan terus mengembangkan program pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat, dan mendorong peningkatan kualitas hidup warga di sekitar pembangkit.
Taman Cirebon di tepi jalur pantura Desa Kanci Kulon, Kecamatan Astanajapura, merupakan salah satu bentuk nyata dari program pelestarian lingkungan. Selain area hijau, Taman Cirebon dilengkapi fasilitas olahraga, perpustakaan, dan area UMKM. Saat musim mudik, pemudik pun bisa memanfaatkan Taman Cirebon untuk istirahat.
Sedangkan program pemberdayaan masyarakat antara lain pembinaan UMKM. Saat ini, sudah ada 37 kelompok binaan yang terdiri dari berbagai kalangan.
Program pembinaan secara berkelanjutan itu telah berhasil berkontribusi menambah penghasilan anggota UMKM. Program vokasi telah melatih keterampilan 1.200 warga sekitar pembangkit di bidang ketenagalistrikan, otomotif, elektrik, dan woodcraft, desain grafis, dan berbagai bidang keterampilan lainnya.