REJABAR.CO.ID, BEKASI -- Pelaku tabrak lari terhadap pasangan suami istri (Pasutri) Sonder Simbolon (SS) dan Tiurmaida (65 tahun) di Jl Raya Kampung Sawah, Pondok Melati, Kota Bekasi, menyerahkan diri. Diketahui, pelaku merupakan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI).
"Alhamdulillah telah menyerahkan diri," kata Kasie Humas Polres Metro Bekasi Kota Kompol Erna Ruswing Andari saat dihubungi Republika, Sabtu (6/5/2023).
Erna mengatakan, setelah menyarahkan diri pelaku langsung menjalani pemeriksaan. Namun, Erna tidak menjelaskan di mana pelaku menjalani pemeriksaannya
"Dan sekarang sudah diamankan masih dalam pemeriksaaan," katanya.
Sebelumnya Rendra Falentino Simbolon anak dari korban tabrak lari mengaku sudah mendapat informasi bahwa pelaku tabrak lari sudah ditangkap dan ditahan di Polsek Pondok Gede.
"Informasi yang diterima kabarnya pelaku penabrakan sudah tertangkap dan ditahan di Polsek Pondok Gede," kata Rendra Falentino Simbolon, kepada wartawan, Jumat (5/5/2023).
Rendra mengatakan, berdasarkan informasi pelaku tabrak lari itu merupakan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI). "Konon katanya mobil itu kemudikan oleh tentara".
Rendra mengaku, telah didatangi anggota dari institusi TNI yang menyampaikan dari Detasemen Polisi Militer (Denpom). Namun, pihak Denpom itu tidak menyampaikan pelakunya dari satuan TNI mana.
Meski demikian, Rendra belum menemui pelaku yang informasinya sudah ditahan di Polsek Pondok Gede. Rencananya, keluarga akan menemui pelaku setelah proses pemakaman untuk memastikan apakah pelaku sudah ditangkap.
"Tapi, kami belum dapat memastikan karena masih suasana berduka dan mau proses pemakaman," katanya.
Rendra menceritakan, pada saat kejadian kedua orang tuanya menggunakan sepeda motor untuk pergi ke pasar setelah menjenguk anaknya yang baru melahirkan. Saat perjalanan ke pasar orang tuanya ditabrak dari arah berlawanan oleh pengendara yang menggunakan mobil Nissan X-trail Nomor Polisi darah Surabaya.
"Jadi rencananya itu, ayah ibu itu dari rumah, kebetulan adik bungsu saya melahirkan jadi mampir ke tempat adik bungsu yang melahirkan, setelah itu mau ke pasar. Karena kan lokasinya tidak jauh dari sini, jadi mereka pakai motor," katanya.
Rendra mengatakan, ayahnya yang bernama Sonder Simbolon sudah berusia 72 tahun dan memang ketika mengendarai motor tidak pernah kebut-kebutan. Ayah dan ibunya mengalami kecelakaan dan meninggal di tempat karena ditabrak dari arah berlawanan.
"Jadi posisi tabrakannya adu banteng. Makanya langsung meninggal di tempat dan lukanya parah sekali. Kaki bapak saya sebelah kanan sampai putus," katanya.