Filosofi dakwah
Semangat itu pun terus ia pupuk sekembalinya ke pesantren. Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikan ke Universitas Al Azhar, Mesir, jurusan Tafsir Alquran.
Selama berada di kampus ini, ia merasa menemukan filosofi dakwah dan semakin matang. Dakwah disebut sebagai seni untuk memikat hati, bukan sekedar mengajarkan kebenaran atau memberi tahu halal dan haram.
Dakwah, menurut dia, adalah mengajak orang untuk bersimpati, menerima kebaikan maupun kebenaran. Ia juga menganggap dakwah adalah program untuk perubahan, bukan hanya sekedar ceramah.
Berbekal hal ini, sekembalinya ke Indonesia ia pun mulai memetakan target dakwahnya. Ia melihat yang belum banyak tersentuh adalah anak-anak muda, baik yang suka main, rajin, gaul, mereka yang tinggal di jalan, hingga yang cenderung ke kriminal.
Ustaz Hanan Attaki pun berjuang agar dakwah bisa diterima oleh kelompok ini dengan membentuk Shift Pemuda Hijrah. Taklim kecilnya ini semula dilakukan di Masjid Al Latief yang anak mudanya berjumlah 20 orang dari 50 jamaah.
Semakin lama taklimnya pun semakin besar dan mulai dibentuk Komunitas Pemuda Hijrah. Awalnya, program ini mengarah pada gaya hidup. Ia tidak menyangka jika tren yang ia bentuk ini menyebar ke seluruh Indonesia.
"Pemuda Hijrah itu bukan organisasi, ini komunitas dan model lifestyle baru anak muda. Hijrah itu artinya ke masjid meninggalkan dosa. Lebih luas, lifestyle yang positif," ucap dia. Pemuda Hijrah pun dipatenkan menjadi yayasan pada 2021 lalu.