REJABAR.CO.ID, BANDUNG -- Pancasila sudah saatnya menjadi leitstar bintang penuntun bagi bangsa Indonesia dalam mengahadapi tantangan zaman. Karena, Pancasila merupakan pilihan tepat
Oleh karena itu di hari lahirnya Pancasila ini, Anggota DPRD Jabar, Abdy Yuhana menilai, sudah saatnya bangsa ini mengapresiasi kesepakatan para founding fathers dalam meletakan pondasi negara. Sekaligus menjadikan Pancasila sebagai falsafah negara yang menjiwai semua kehidupan dalam berbangsa dan bernegara.
"Pancasila sebagai pandangan hidup dalam berbangsa tentunya tidak hadir begitu saja melainkan melalui sebuah proses dan dialektika dalam keberadaannya," ujar Abdy yang juga menjabat Sekretaris Jenderal DPP Persatuan Alumni GMNI, Kamis (1/5/2023).
Abdy menjelaskan, Soekarno menggali Pancasila berdasarkan logika penggaliannya tidak terlepas akan konsep geopolitik Indonesia. Pancasila hadir menjadi kohesifitas atas pertanyaan tentang apa staat ide (konsep Negara) yang cocok bagi bangsa Indonesia sebagaimana pertanyaan Radjiman Wedyodiningrat Ketua BPUPKI.
Secara substansial, kata dia, pidato Soekarno merupakan kehendak untuk merumuskan staat ide Republik Indonesia Merdeka, sebagai penopang eksisitensi yang dapat memberikan ruang partisipasi bagi seluruh golongan dan kemajemukan bangsa.
Sehingga, kata Abdy, dalam konteks itu Pancasila menunjukan juga tujuan. Yaitu, selain das sollen (seharusnya) juga sebagai das sein (realitas) ideal bangsa Indonesia yang hendak dituju.
Dalam hal berbangsa, kata dia, Pancasila menghendaki bahwa keindonesiaan yang sudah diikatkan menjadi semakin kokoh dan dalam konteks bernegara. Termasuk, semua aktivitas kemasyarakatan dan kenegaraan harus bersumber pada konstitusi Indonesia yaitu UUD 1945 yang juga di dalam pembukaannya termuat sila-sila Pancasila dalam alinea ke- 4.
"Maka, menjadi jelas tentang konsep Ketuhanan Yang Maha Esa yang dimaksud dalam Pancasila adalah Negara Indonesia mempercayai adanya Tuhan," katanya.
Selain itu, kata dia, setiap warga negaranya untuk memiliki agama sesuai dengan keyakinannya masing-masing dan tentunya Negara perlu menjaminnya dengan memberikan kepastian rasa aman.
"Tentunya kesadaran berbangsa dan bernegara perlu melihat potensi berdasarkan pada geopolitik yang ada. Dalam pandangan Soekarno, Geopolitik Indonesia merupakan satu kesatuan geografis yang melekat dengan jiwa bangsa," paparnya.
Sehingga relevan, kata dia, jika melihat resources yang dimiliki oleh bangsa Indonesia menjadi negara yang besar dan bersaing dengan negara maju lainnya. "Pada 2045 Indonesia genap berusia 100 Tahun Merdeka, dalam siklus zaman, perubahan adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa kita hindari," katanya.