REJABAR.CO.ID, BANDUNG--Sosok Kapten Harun Kabir menjadi salah seorang pejuang yang ikut berjuang melawan penjajahan di Indonesia. Ia bahkan sempat memberikan perlindungan kepada Tan Malaka dan Presiden Soekarno di Kota Bogor, Jalan Ciwaringin 33.
Pada 13 November tahun 1947, Kapten Harun Kabir dihabisi oleh pasukan Belanda di hadapan istri dan anaknya. Sosok Kepala Bagian Zeni, Brigade Suryakencana ini pernah menjadi asisten residen Bogor mengurusi keuangan.
Kisah Harun Kabir dibuat buku oleh penulis Hendi Jo dengan judul Demi Republik, Perjuangan Kapten Harun Kabir 1942-1947. Buku yang diterbitkan Mata Padi dibedah pada akhir pekan kemarin oleh Historika Indonesia dan Lokatmala Foundation di Bale Prayoga Pendopo, Kabupaten Cianjur.
Hendi Jo mengatakan, Harun Kabir merupakan sosok yang memiliki jiwa kepemimpinan yang baik serta seorang pribadi yang lurus. Ia mengatakan Harun Kabir menjadi sosok yang waras di tengah perjuangan saat itu. "Sosok manusia yang langka," ujar Hendi Jo, belum lama ini.
Ia mengatakan Kapten Harun Kabir memiliki sikap terhadap para penjajah di Indonesia. Serta membantu masyarakat Indo.
Ketua Yayasan Kebudayaan Lokatmala Indonesia atau Lokatmala Foundation Wina Rezky Agustina mengatakan beda buku diharapkan masyarakat dapat memberikan penghargaan terhadap nilai-nilai perjuangan para pahlawan kemerdekaan yang kadang sering terlupakan.
“Dari peristiwa sejarah yang terjadi di Kabupaten Cianjur seperti halnya perjuangan Kapten Harun Kabir yang kini diabadikan salah satu nama jalan di Kabupaten Cianjur patut untuk diungkap kembali agar bisa diketahui oleh generasi muda," katanya.
Wina mengatakan Kabupaten Cianjur memiliki banyak potensi sejarah yang dapat digali. Sebab peristiwa-peristiwa tersebut menyimpan peninggalan sejarah yang bernilai tinggi termasuk kecagarbudayaan.
Wina mengapresiasi kebijakan Bupati Cianjur Herman Suherman yang telah memberikan ruang yang luas bagi upaya pelestarian cagar budaya. Termasuk menetapkan beberapa cagar budaya serta melakukan pendataan menyeluruh terkait objek yang diduga cagar budaya.
Dalam diskusi tersebut turut hadir sejarawan Prof Anhar Gonggong. I menilai sosok Harun Kabir dan keluarga memiliki ketabahan. "Harun Kabir mengorbankan masa depannya. Mengorbankan hidupnya untuk keluarganya," kata dia.