REJABAR.CO.ID, BOGOR — Polresta Bogor Kota berupaya melacak terduga pelaku pembunuhan Andriana Yubelia Noven (18 tahun). Siswi SMK Baranangsiang, Bogor, Jawa Barat, itu meninggal setelah ditikam pada 2019.
Terkait hal itu, jajaran Polresta Bogor Kota akan bekerja sama dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bogor.
“Tentunya kan kita sedang mencari orang. Kita akan bekerja sama dengan dinas terkait untuk membandingkan atau mencari data orang yang dimaksud,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Bogor Kota Kompol Rizka Fadhila, Kamis (13/7/2023).
Setelah empat tahun berlalu, pelaku pembunuhan Noven belum tertangkap. Padahal, peristiwa yang terjadi di gang kawasan Jalan Riau, Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, itu terekam kamera CCTV.
Rizka menjelaskan, kerja sama dengan Disdukcapil Kota Bogor dilakukan untuk mencocokkan data identitas beberapa orang yang diduga mirip dengan terduga pelaku pembunuhan Noven.
Termasuk juga kemungkinan pencocokan dengan wajah yang terekam kamera CCTV di tempat kejadian perkara (TKP). “Kita juga ingin mencocokkan, khususnya kita cari terduga pelaku. Itu concern kita,” katanya.
Dari koordinasi dengan Disdukcapil itu, Rizka berharap ada yang bisa ditindaklanjuti untuk mengungkap pembunuh Noven. Soal rekaman CCTV di TKP, kata dia, hal itu akan jadi pertimbangan dan tengah diajukan untuk dilakukan pengecekan ulang.
“Mungkin nanti identitas beberapa orang yang diduga mirip (pembunuh Noven) itu bisa kita lakukan upaya pendalaman lebih lanjut,” kata Rizka.
Untuk mengungkap kasus pembunuhan Noven yang terjadi pada 8 Januari 2019, jajaran Polres Bogor Kota juga kembali melakukan olah TKP. Polisi juga mendalami lagi keterangan para saksi. Termasuk juga mendalami keterangan dari pihak keluarga korban.
“Pihak keluarga berdomisili di luar Kota Bogor, dari penyidik akan menyambangi pihak keluarga,” ujar Kepala Polresta (Kapolresta) Bogor Kota Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso, Selasa (11/7/2023).
Rizka mengatakan, penyidik kembali melakukan pendalaman keterangan dari 34 saksi sebelumnya. “Karena kejadian tahun 2019, dari ke-34 orang saksi yang telah dilakukan pemeriksaan telah berpindah domisili. Ada beberapa saksi yang telah lulus sekolah dan memang bukan warga Kota Bogor,” kata Rizka.