Melestarikan Asep
Saat ini, nama Asep memang masih banyak jumlah. Menurut Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, apabila mengacu terhadap data statistik, kemungkinan terdapat jutaan orang bernama Asep.
Namun, menurut dia, belakang nama Asep mulai menjadi langka. Karenanya, nama itu harus tetap dijaga agar tetap lestari.
"Karena di generasi baru ini, makin punah nama-nama unik khas Pasundan atau khas budaya kita. Kebanyakan nama-namanya, ya sudah kita paham lah," kata Emil.
Karena itu, dia mengaku, akan memberikan hadiah kepada orang tua yang menamai anaknya dengan nama Asep. Namun, hadiah itu akan diberikan secara pribadi.
"Barang siapa yang anaknya bernama Asep, insya Allah akan saya kasih hadiah. Bentuk hadiahnya nanti secara pribadi," kata dia.
Dalam kegiatan itu, Emil juga memberikan bantuan kepada Paguyuban Asep Dunia senilai Rp 50 juta. Bantuan itu diberikan atas nama pribadi untuk mendukung program Paguyuban Asep Dunia dalam melestarikan budaya, termasuk di dalamnya nama Asep.
Sementara itu, Rudy Gunawan menilai, Asep merupakan adalah nama kesayangan dari orang tua. Ironisnya, nama Asep itu sekarang menjadi tidak populer.
"Orang tidak lagi memberikan nama asep. Namun kami kembangkan lagi. Nama Asep ini kan menjadi kebanggaan, apalagi sekarang ada paguyubannya," kata Rudy.
Ia pun meminta para orang tua agar tidak malu menamai anaknya Asep. Pasalnya, banyak orang bernama Asep yang sukses.
"Tadi ada yang jenderal, profesor, pengusaha besar, dan sebagainya. Kita harap orang kembali menamai anaknya Asep," kata dia.
Asep Jaelani mengapresiasi dukungan yang diberikan oleh Gubernur Jabar dan Bupati Garut terhadap Paguyuban Asep Dunia. Ia pun berharap nama Asep tak akan hilang tergilas zaman.
"Karena Asep itu memiliki makna tersendiri. Kalau dalam bahasa Sunda itu berasal dari kasep (ganteng). Asep juga memiliki kepanjangam yaitu agama, sosial budaya, ekonomi, pendidikan," kata Asep.