REJABAR.CO.ID, BANDUNG — Sebanyak 51 anak di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Bandung, Jawa Barat, diusulkan mendapatkan remisi atau pengurangan masa hukuman. Pengajuan remisi itu sehubungan dengan momen peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2023.
“Dalam menyambut Hari Anak Nasional ini, kami mengusulkan 51 orang mendapatkan remisi dengan jangka waktu yang beragam, bahkan ada yang sudah bisa langsung bebas,” kata Kepala LPKA Kelas II Bandung Retno Yunihardiningsih di Bandung, Selasa (18/7/2023).
Kepala Seksi Registrasi dan Klasifikasi LPKA Kelas II Bandung Dadang Sumardi menjelaskan, dari 51 orang itu, sebanyak 40 orang diusulkan mendapatkan remisi satu bulan, empat orang mendapatkan remisi dua bulan, dan tujuh orang mendapatkan remisi tiga bulan.
Menurut Dadang, tiga orang di antaranya bisa langsung bebas setelah mendapatkan remisi. Sementara sisanya masih memiliki waktu pembinaan yang harus dijalani.
“Tiga anak yang langsung bebas itu akan terjadi pada tanggal 23 Juli atau tepat saat perayaan Hari Anak Nasional,” ujar Dadang.
Dalam memperingati momen HAN 2023, pada Selasa di LPKA Kelas II Bandung digelar sejumlah kegiatan. Acara itu hasil kolaborasi dengan sejumlah mitra LPKA, antara lain Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jawa Barat, serta Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jawa Barat.
Pada kegiatan itu anak-anak binaan LPKA diberi ruang untuk membentuk kepanitiaan bersama dengan Forum Anak Daerah (FAD) dan Mitra Citra Remaja PKBI. Hal ini menunjukkan anak untuk memiliki kepedulian terhadap pemenuhan hak-hak anak, termasuk anak berhadapan dengan hukum (ABH) di LPKA.
Momen peringatan HAN di LPKA Bandung itu diisi berbagai kegiatan, antara lain penampilan hadrah dari anak-anak binaan, nonton bareng film “Lentera di Balik Dinding”, serta penampilan kebolehan dari Putri Anak dan Putri Remaja Indonesia Jawa Barat.
Acara juga diisi sesi interaksi bersama orang tua anak binaan baik yang hadir di lokasi maupun secara daring lewat aplikasi Zoom. Saat interaksi itu disisipkan sesi refleksi dengan pembasuhan kaki orang tua oleh anak-anak binaan di LPKA.
