REJABAR.CO.ID, BANDUNG — Pemerintah pusat berencana memindahkan layanan penerbangan komersial dari Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Kabupaten Majalengka, pada tahun ini. Soal rencana itu, ada warga yang pro, ada pula yang masih kontra.
Salah satu pengguna layanan penerbangan di Bandara Husein Sastranegara, Ajeng (34 tahun), menilai, pemindahan layanan penerbangan ke Bandara Kertajati itu rencananya yang bagus. Dengan begitu, Bandara Kertajati bisa lebih optimal.
Sepengetahuan Ajeng, Bandara Kertajati baru dipakai untuk layanan penerbangan umroh. “Bisa jadi nanti bisa lebih bagus setelah diaktifkan,” kata Ajeng, saat ditemui Republika di Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, Senin (24/7/2023).
Namun, sebagai warga Kota Bandung, Ajeng masih mempersoalkan jarak menuju Bandara Kertajati, serta fasilitas transportasi umum untuk menuju ke sana. Ia berharap, sebelum layanan penerbangan dipindah dari Bandara Husein ke Kertajati, pemerintah dapat terlebih dahulu melengkapi fasilitas pendukungnya, sehingga lebih memudahkan masyarakat.
“Harapannya bisa dilengkapi sarana dan fasilitas mobilitasnya dulu, seperti feeder (angkutan pengumpan) untuk akses ke sananya. Orang-orang kan banyak yang belum tahu akses ke sana ya,” ujar Ajeng.
Sementara Izzah (27), mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) asal Makassar, Sulawesi Selatan, mengaku sejauh ini tidak setuju dengan rencana pemerintah pusat. Menurut dia, dengan sarana transportasi yang belum memadai, Bandara Kertajati masih sulit terjangkau.
“Tidak setuju, jauh banget dari Bandung. Transportasi juga tidak memadai. Jadi, mending dari Soetta (Bandara Soekarno–Hatta) saja sekalian kalau kayak begitu,” kata Izzah.
Jika memang sudah pasti layanan penerbangan dipindahkan ke Bandara Kertajati, Izzah meminta pemerintah lebih memudahkan akses menuju ke sana.
Hal serupa disampaikan Tia (26), mahasiswa Unpad asal Kabupaten Solok, Sumatra Barat. Selain soal jarak dan waktu tempuh, Tia mengkhawatirkan harga tiket malah jadi lebih mahal. “Tidak setuju. (Bandara Kertajati) Itu jauh, transpor susah. Harga tiket juga mahal karena penumpang pasti berkurang,” katanya.
Adapun Azi (26), warga Kopo, Bandung, menilai, pemindahan layanan penerbangan komersial dari Bandara Husein ke Kertajati ada kelebihan dan kekurangannya.