Menurut Azi, Bandara Kertajati memiliki kelebihan karena luas areanya memadai dan dapat menampung lebih banyak layanan penerbangan, baik nasional maupun internasional.
“Sedangkan di Husein itu, karena lebih kecil, jadi ada beberapa penerbangan yang tidak tersedia, jadi harus ke Soetta,” kata Azi.
Namun, Azi menilai, sarana transportasi umum menuju Bandara Kertajati masih belum memadai. Karenanya, kata dia, pemerintah mesti terlebih dahulu melengkapi sarana prasarana pendukung untuk memudahkan calon pengguna layanan penerbangan ke Bandara Kertajati.
“Transportasi umum dan fasilitas pendukung lainnya masih kurang lengkap, sehingga ini akan menjadi kendala dalam mengakses bandara tersebut,” kata Azi.
Alasan pemindahan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya mengungkapkan BIJB di Kertajati, Majalengka, akan beroperasi penuh pada Oktober 2023. “Artinya, (layanan penerbangan) dari Bandara Husein Sastranegara akan digeser ke Kertajati, utamanya untuk yang pesawat jet,” ujar Presiden.
Terlebih, saat ini sudah ada Jalan Tol Cisumdawu (Cileunyi–Sumedang–Dawuan), yang disebut dapat mempersingkat waktu tempuh perjalanan dari Bandung ke Kertajati.
“Plus ini telah selesai dan diresmikan Tol Cisumdawu, sehingga jarak tempuh antara Bandara Kertajati dan Bandung hanya kurang lebih satu jam. Ini juga akan mempercepat perkembangan Bandara Kertajati,” kata Presiden.
Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Adita Irawati memastikan soal rencana pemindahan layanan penerbangan komersial dari Bandara Husein Sastranegara ke Bandara Kertajati. “Sudah (pasti), apalagi sudah disampaikan langsung oleh Presiden,” kata dia kepada Republika, Rabu (19/7/2023).
Menurut Adita, salah satu alasan pemindahan itu karena Bandara Husein dinilai sudah tidak memadai untuk penerbangan komersial, terlebih bagi pesawat bermesin jet, bahkan untuk kelas narrow body atau pesawat berbadan sempit. “Bisa ada implikasi keamanan dan keselamatan,” katanya.
Ihwal akses Bandara Kertajati, Adita mengatakan, saat ini sudah tersedia pendukungnya, seperti Jalan Tol Cisumdawu. Sementara untuk transportasi umum tersedia layanan bus dari Perum Damri. “Kami akan terus kembangkan infrastruktur pendukung, tentunya bersama Pemerintah Provinsi Jabar dan stakeholders lainnya,” ujar Adita.