Menanggapi peristiwa itu, pengamat sosial, Devie Rahmawati, menekankan tentang pentingnya literasi pengelolaan keuangan. Pasalnya, banyak kasus kriminal yang dilatarbelakangi permasalahan utang.
“Kejadian yang menimpa mahasiswa UI terkait kasus pinjol kembali mengingatkan kita bahwa pentingnya pendidikan tentang pengelolaan keuangan. Masih di tahun ini ada kasus mutilasi yang motifnya juga karena pinjol,” kata Devie, Sabtu (5/8/2023).
Belum lagi ada kasus bunuh diri, yang juga terkait dengan masalah utang. Menurut Devie, kemampuan untuk mengelola keuangan penting bagi setiap orang. Bahkan, kata dia, di negara-negara maju, pengelolaan keuangan ini sudah dilatih sejak kecil oleh orang tua.
“Tidak heran di banyak negara maju, sebut saja Amerika Serikat, Inggris, Jepang misalnya, anak anak mereka semenjak usia tiga tahun sudah diperkenalkan dengan konsep keuangan. Dari mulai dari mana sumber-sumber uang, bagaimana cara mengelola uang, bahwa di AS anak usia enam tahun sudah didorong belajar ‘menghasilkan uang’ setelah pulang sekolah untuk mendapatkan uang tambahan,” ujar Devie.
Devie menjelaskan, pengetahuan tentang keuangan bukan sekadar menabung atau investasi. Tetapi, kata dia, lebih luas dari itu, seperti bagaimana anak-anak tumbuh dengan nilai kerja keras, mampu mengelola nafsu keinginan yang tanpa batas, lalu memahami skala prioritas terhadap kebutuhan hidup, hingga mampu berpikir logis.
Devie pun mengapresiasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang tengah menggodok kurikulum tentang literasi keuangan dari jenjang sekolah dasar. “Semoga hal ini dapat menjadi salah satu jalan keluar jangka panjang untuk mencegah terjadinya kasus-kasus kekerasan hingga kematian (akibat persoalan keuangan),” kata Devie.