REJABAR.CO.ID, CIREBON — Sekitar 72 hektare sawah di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menjadi demonstration plot (demplot) atau lahan percontohan untuk penerapan “Climate Smart Agriculture (CSA) Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP)”. Teknologi pertanian cerdas iklim ini diharapkan dapat mendorong produktivitas pertanian.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Alex Suheriyawan, mengatakan 72 hektare demplot penerapan CSA SIMURP itu tersebar di lima kecamatan. Sebagian besarnya berada di wilayah Kecamatan Pabedilan.
Menurut Alex, penerapan CSA SIMURP ini juga menjadi salah satu upaya mengantisipasi menghadapi fenomena iklim El Nino. “Selain bisa mengurangi efek rumah kaca, juga bisa meningkatkan produktivitas,” kata Alex, di sela-sela acara Temu Lapang Tani di Kecamatan Pabedilan, Kabupaten Cirebon, Selasa (8/8/2023).
Sebagaimana dilansir Kementerian Pertanian, pertanian cerdas iklim merupakan suatu pendekatan yang mentransformasikan dan mengorientasi ulang sistem produksi pertanian dan rantai nilai pangan, sehingga dapat mendukung ketahanan pangan melalui pertanian berkelanjutan dalam menghadapi kondisi perubahan iklim.
Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar), Uu Ruzhanul Ulum, mendukung penerapan demplot CSA SIMURP di Kabupaten Cirebon. Ia menilai, penerapan demplot itu merupakan langkah tepat dalam memberikan penyuluhan kepada para petani. “Kalau penyuluhan biasa, masyarakat tidak semangat. Namun, dengan teknis ini (demplot) bisa membuat masyarakat semangat untuk bertani,” ujarnya.
Menurut Uu, penting untuk terus mendorong masyarakat bertani. Pasalnya, berdasarkan data, kata dia, setiap tahunnya terjadi pengurangan sekitar dua persen petani di Jabar. Ia mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar pun berupaya mendorong masyarakat untuk bertani, seperti melalui program Petani Milenial.
Uu mengatakan, Pemprov Jabar juga berupaya menjaga lahan pertanian, seperti mendorong regulasi untuk mencegah alih fungsi. Pasalnya, menurut dia, sudah terjadi pengurangan lahan sawah. “Saya juga sudah minta kepada para kepala daerah untuk menjadikan pertanian sebagai skala prioritas,” kata Uu.
Bupati Cirebon Imron Rosyadi mengatakan, jumlah petani di Kabupaten Cirebon pun menurun, salah satunya karena usaha tani dinilai kurang begitu menghasilkan. Karena itu, ia menyambut baik lahan pertanian di daerahnya dijadikan percontohan penerapan teknologi pertanian cerdas iklim.
Diharapkan hal ini dapat menjadi daya tarik masyarakat untuk bertani. “Saya juga akan mendorong instansi terkait untuk memperbaiki infrastruktur di persawahan,” ujar Imron.