REJABAR.CO.ID, BOGOR -- Pihak Rumah Sakit (RS) Santosa, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, dinilai teledor. Akibat 'gelang bayi' tertukar, pasangan suami istri (pasutri) asal Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Siti Mauliah (37 tahun) dan Muhamad Tabrani (52) mendapatkan bayi yang bukan anak biologisnya.
Pasutri itu pun melaporkan kasusnya ke unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Bogor, setelah mengetahui anaknya tertukar di rumah sakit (RS) sejak lahir. "Sekarang kami menunggu penyelidikan dari Unit PPA. Pasti kita akan menggugat (pihak RS) secara perdata atas kerugian yang sudah dialami klien kami," kata kuasa hukum Siti Muliah, Rusdy Ridho dari law firm SIMA Lawyers di Bogor, Kamis (11/8/2023).
Awal mula, Siti Mauliah melahirkan dengan operasi caesar di RS Sentosa, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, pada 18 Juli 2022. Saat itu, Siti masih menyusui bayi yang ia lahirkan.
Namun, menurut Rusdy, saat Siti menyusui pada hari kedua setelah melahirkan, kliennya merasa ada beberapa perbedaan dengan bayi yang dilahirkan, terlebih pada bagian rambut yang tampak lebih lebat.
Kemudian, ketika hendak pulang dari RS, suster yang melayani sempat menanyakan kepada Siti mengenai gelang penanda yang dikenakan oleh bayi. Tapi, saat itu disebutkan oleh suster tersebut bahwa hanya gelang yang tertukar.
"Dikonfirmasi, alasan rumah sakit itu hanya tertukar gelang. Sampai berlarut sampai setahun ini," kata Rusdy.
Ia menjelaskan, sekitar dua bulan lalu pihaknya sudah mengadakan audiensi dengan pihak RS beserta direkturnya. Kemudian pihak RS memberikan jawaban untuk memeriksa DNA di Jakarta.
"Selang 10 hari kemudian dan dikumpulkan dua keluarga dan hasil tes DNA bahwa sampel A dan B negatif atau bukan anak biologis dari pasien A (Siti)," ujar dia.
Lalu, Rusdy sebagai kuasa hukum, mencoba meminta pertanggungjawaban kepada pihak RS untuk mencari anak Siti yang sesungguhnya. "Terduga dari RS tertukar kepada gelang ada di pasien B, tapi pasien B tidak ingin melakukan tes DNA. Akhirnya, kami sebagai kuasa mengambil langkah hukum membuat aduan ke unit PPA Polres Bogor," katanya.
Sementara, Kasi Humas Polres Bogor Iptu Desi Triana menyebutkan, bahwa kasus tersebut kini sedang dalam tahap penyelidikan oleh Unit PPA Polres Bogor.
"Surat baru masuk diterima PPA, jadi masih dalam proses penyelidikan serta pendalaman," ujar Desi.