REJABAR.CO.ID, INDRAMAYU — Area pertanian padi di wilayah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, saat ini sudah ada yang mulai masuk masa panen gadu (musim kemarau). Meski demikian, harga beras di pasaran disebut masih terbilang tinggi.
Seperti di Pasar Mambo Indramayu. Salah seorang pedagang beras di pasar tersebut, Jana, mengatakan, harga beras premium saat ini masih sekitar Rp 13 ribu per kilogram. Untuk pembelian karungan, dengan berat 25 kilogram, harganya Rp 305 ribu.
Sementara itu, beras medium harganya disebut berkisar Rp 11 ribu-Rp 12 ribu per kilogram. Beras medium ini kualitasnya disebut kurang bagus. “Sekarang sudah tidak ada beras yang harganya Rp 10 ribu per kilogram,” kata Jana, Ahad (13/8/2023).
Di warung pengecer, harga beras premium saat ini berkisar Rp 14 ribu per kilogram. Menurut Jana, harga beras tak pernah turun sejak masa panen rendeng (musim hujan) maupun momen Hari Raya Idul Fitri beberapa bulan lalu. Bahkan, kata dia, harga beras cenderung bertahan tinggi, bahkan mengalami kenaikan secara bertahap.
Jana memperkirakan harga beras masih akan tinggi meskipun masuk masa panen raya musim gadu. “Panen raya kemungkinan September. Tapi, tetap saja, harga beras kayaknya enggak bisa turun,” kata Jana.
Menurut Jana, sejumlah area tanaman padi di Kabupaten Indramayu sudah mulai dipanen. Namun, kata dia, ada yang hasil panennya menurun karena sawah kekurangan pasokan air.
Bahkan, ada pula sawah yang tidak ditanami oleh pemiliknya karena terkendala kekurangan pasokan air. “Makanya harga gabahnya mahal dan otomatis harga beras jadi naik terus,” ujar dia.
Berdasarkan informasi yang diterimanya, Jana mengatakan, harga gabah kering panen (GKP) saat ini mencapai Rp 650 ribu per kuintal di tingkat petani. Meski mahal, dia mengaku tidak kesulitan mencari stok beras.
Salah seorang pedagang masakan, Sinta, berharap harga beras bisa kembali normal. Pasalnya, jika bertahan tinggi, modal yang dikeluarkan untuk usahanya menjadi lebih besar. “Ya tentu keberatan. Semoga harga beras bisa secepatnya turun,” kata Sinta.