Selasa 10 Oct 2023 15:45 WIB

Dugaan Keracunan Warga Tasikmalaya dan Garut, Sampel Sate Jebred Diperiksa

Dua warga yang mengalami gejala keracunan makanan dilaporkan meninggal.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Irfan Fitrat
Petugas melakukan penyelidikan epidemiologi terhadap warga yang diduga mengalami keracunan makanan di Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (10/10/2023).
Foto: Dok Dinkes Kab Tasikmalaya
Petugas melakukan penyelidikan epidemiologi terhadap warga yang diduga mengalami keracunan makanan di Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (10/10/2023).

REJABAR.CO.ID, TASIKMALAYA — Gejala keracunan makanan dilaporkan dialami sejumlah warga di wilayah perbatasan Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, dan Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Dua warga yang mengalami gejala keracunan dikabarkan meninggal dunia.

Pengelola Surveilans Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Kabupaten Tasikmalaya Rina Parina menjelaskan, berdasarkan hasil penyelidikan sementara ini, sejumlah warga mengalami gejala keracunan diduga setelah mengonsumsi makanan sate jebred atau satai kulit pada Ahad (8/10/2023). 

Baca Juga

Sate jebred itu disebut dijual oleh seorang pedagang di Pasar Bojong Loa, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut. Rina mengatakan, sampel makanan tersebut sudah diambil untuk diperiksa laboratorium di Bandung. “Makanannya diduga sate jebred. Sudah diambil sampel makanan dan muntahan (korban), dikirim ke Bandung,” kata dia, saat dikonfirmasi Republika, Selasa (10/10/2023).

Menurut Rina, ada 14 warga Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, yang dilaporkan mengalami gejala seperti keracunan makanan. Satu orang meninggal dunia. 

“Ini kan perbatasan antara Cigalontang dan Garut. Jadi, di Cigalontang ada yang kena, Garut juga kena. Warga kita (Tasikmalaya) yang kena itu itu Desa Kersamaju dan Sirnagalih. Tujuh orang Kersamaju, tujuh orang Sirnagalih. Yang meninggal ada satu orang Garut dan satu (warga) Kersamaju,” ujar Rina.

Soal warga Kabupaten Tasikmalaya yang meninggal dunia, menurut Rina, diketahui memiliki riwayat penyakit darah tinggi, gula, dan lambung. Warga tersebut dikabarkan meninggal saat hendak dirujuk ke RS SMC, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya.

Ihwal korban lainnya yang merupakan warga Kabupaten Tasikmalaya, Rina menyebut mayoritas sudah kembali ke rumah masing-masing. “Malam Senin bergejala, Senin diobati. Sekarang sudah pulang. Di Cilawu masih ada yang dirawat, tapi kebanyakan orang Garut,” kata dia.

Kendati demikian, Rina mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan epidemiologi di lapangan. Dikhawatirkan ada kasus serupa yang dialami warga lainnya.

 

photo
Bupati Garut Rudy Gunawan menjenguk pasien yang diduga mengalami keracunan makanan di Puskesmas Cilawu, Kabupaten Garut, Selasa (10/10/2023). - (Dok Diskominfo Kabupaten Garut)

 

Camat Cilawu, Garut, Anas Aolia Malik, mengatakan, berdasarkan informasi yang diterimanya, sejumlah warga mengalami gejala keracunan makanan diduga setelah mengonsumsi sate jebred. “Informasi makan hari Minggu pagi,” kata dia, Selasa (10/10/2023).

Anas mengaku mendapat informasi soal sejumlah warga yang mengalami gejala keracunan pada Senin (9/10/202). Ketika itu, ia mendapat laporan bahwa ruang IGD Puskesmas Cilawu penuh dengan pasien yang diduga keracunan makanan. “Semalam saya turun dan memastikan. Ternyata betul banyak masyarakat dirawat,” kata dia.

Informasi yang diterimanya, menurut Anas, ada 17 orang yang mendapat perawatan di Puskesmas Cilawu dengan gejala serupa, yaitu mual, muntah, dan diare. Menurut dia, ada juga empat pasien yang menjalani perawatan di Klinik Cihideung, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut. 

Berdasarkan pendataannya, Anas menyebut hanya tujuh orang yang merupakan warga Kecamatan Cilawu. Sementara sejumlah pasien lainnya merupakan warga Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya. Menurut dia, ada warga Kabupaten Tasikmalaya yang meninggal saat akan dirujuk ke rumah sakit. “Dari Cilawu juga ada satu yang meninggal, yang dirawat di Klinik Cihideung,” ujar Anas.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement