REJABAR.CO.ID, BOGOR — Modus penipuan dengan mencatut nama Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto kembali muncul. Bahkan, modus serupa dengan mencatut nama pejabat lain di Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, juga pernah terjadi.
Terbaru, modus penipuan dilakukan melalui nomor WhatsApp (WA) dengan nama dan foto profil Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Bogor Rahmat Hidayat mengatakan, pihaknya menerima laporan dari warga soal hal itu sejak Ahad (15/10/2023).
Modus penipuan tersebut kemudian diunggah Diskominfo Kota Bogor melalui akun Instagram Teman Aksi Komunikasi dan Informasi Siber (Takis) Kota Bogor, @takiskotabogor. Hal itu untuk mengingatkan masyarakat agar lebih waspada akan modus penipuan yang mencatut nama pejabat di Pemkot Bogor.
Dalam unggahan Takis Kota Bogor, terdapat tangkapan layar percakapan WA dari nomor +62831-3154-1654 dengan nama dan foto profil Bima Arya Sugiarto. Isi percakapannya berisi soal pembangunan masjid. Penipu disebut meminta transfer uang koordinasi.
Padahal, segala bantuan dana hibah bantuan sosial (bansos) dari Pemkot Bogor, mulai dari proses pendaftaran, permohonan, hingga pembuatan proposal, harus melalui aplikasi Sahabat. “Kami warning (mengingatkan) masyarakat untuk berhati-hati. Khususnya panitia pembangunan masjid,” kata Rahmat kepada Republika, Rabu (18/10/2023).
Rahmat memastikan akun WA yang diunggah Takis Kota Bogor itu bukan milik Wali Kota Bima Arya. Ia menyebut akun tersebut merupakan penipu yang seolah-olah wali kota Bogor. “Belum diketahui (siapa penipunya),” kata dia.
Menurut Rahmat, pada Juni 2023 juga sempat muncul modus penipuan serupa yang mencatut nama wali kota Bogor. Bahkan, sang penipu membuat bukti transfer palsu, seolah-olah wali kota mengirimkan dana bantuan untuk masjid dari rekening pribadinya. “Sebelumnya ada juga dengan mengirim bukti transfer palsu,” ujar dia.
Kepala Bagian Protokol dan Pimpinan (Prokopim) Sekretariat Daerah (Setda) Kota Bogor Abdul Manan Tampubolon mengatakan, bukan hanya wali kota yang namanya dicatut untuk modus penipuan. Menurut dia, nama wakil wali kota dan sekretaris daerah (sekda) juga pernah dicatut.
“Memang bermacam-macam modusnya, tapi paling sering ditemui itu permintaan sumbangan untuk pembangunan masjid atau kegiatan sosial. Jadi, dua itu yang paling banyak,” kata Manan.
Sepengetahuan Manan, belum ada laporan korban yang mengirim uang kepada penipu dengan modus tersebut. Pasalnya, kata dia, biasanya warga yang menjadi sasaran penipuan itu langsung mengonfirmasi ke Pemkot Bogor. Pemkot merespons dengan membuat klarifikasi dan imbauan sebagai langkah antisipasi.
“Jadi, jangan sampai tergiur iming-iming mendapatkan A, B, tapi harus membayar sejumlah tertentu. Harap masyarakat bisa berhati-hati,” kata Manan.