Jumat 23 May 2025 15:54 WIB

Diterjang Banjir, Petambak di Cirebon Rugi Ratusan Juta

Tak hanya kehilangan hasil panen, petambak pun kehilangan modal usaha

Red: Arie Lukihardianti
Petambak di Cirebon (Ilustrasi)
Foto: Dok Republika
Petambak di Cirebon (Ilustrasi)

REJABAR.CO.ID,  CIREBON--Banjir menerjang wilayah timur Kabupaten Cirebon. Kondisi itu menyebabkan petambak merugi. Hal itu dialami para petambak ikan bandeng dan kerang di Desa Tawangsari, Kecamatan Losari. Tak hanya kehilangan hasil panen, modal usaha yang sudah mereka keluarkan sejak awal musim budidaya juga hilang.

“Total kerugiannya diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah,” ujar Kepala Desa Tawangsari, Rojiki, Jumat (23/5/2025).

Baca Juga

Banjir yang menerjang pada akhir pekan lalu itu telah merendam ratusan hektare tambak milik warga Desa Tawangsari. Banjir itu disebabkan jebolnya tanggul tanggul anak Sungai Cisanggarung. Air banjir pun masuk ke areal tambak milik warga dan menghanyutkan ikan bandeng yang sedang dibudidayakan di dalam tambak tersebut.

“Ada sekitar 250 hektare empang (tambak) milik warga di Blok Karangmulya (Desa Tawangsari) yang terkena banjir,” katanya.

Menurut Rojiki, areal tambak itu selama ini menjadi tumpuan hidup sebagian besar warga di desanya. Ia menyatakan, para petambak pun sebenarnya hanya tinggal menghitung hari untuk melakukan panen ikan bandeng.

Namun, harapan warga untuk memanen bandeng yang sudah mereka pelihara kini pupus diterjang banjir. Mereka pun tidak dapat menyelamatkan bandeng-bandengnya karena banjir terjadi pada dini hari. “Hanya bisa pasrah, bandeng yang sudah dipelihara berbulan-bulan hilang dalam sekejap,” katanya.

Tak hanya ikan bandeng, petambak yang membudidayakan kerang juga ikut merugi akibat banjir tersebut. Pasalnya, kerang bersifat sensitif terhadap air tawar. “Kalau air tambaknya bercampur dengan air tawar, kerang jadi mati,” katanya.

Selain kehilangan ikan bandeng dan kerang yang mereka budidayakan, para petambak juga harus menghadapi kenyataan rusaknya tambak milik mereka. Otomatis, mereka harus mengeluarkan biaya untuk memperbaikinya.

Kondisi itu salah satunya dirasakan oleh Darsih, petambak setempat. Ia mengaku sangat sedih karena tambaknya rusak dan ikan bandengnya pun hilang terbawa air banjir. “Padahal ikan bandengnya sudah bisa panen jelang lebaran haji nanti,” katanya.

Darsih pun mengaku bingung untuk memulai kembali usaha budidaya tambak bandengnya. Pasalnya, modalnya sudah habis. Sementara itu, tak hanya merusak tambak, banjir juga membuat jalan sepanjang 400 meter di desa itu mengalami kerusakan. Padahal, jalan tersebut menjadi akses utama warga untuk mengangkut hasil panen tambak.

Jalan itupun sebelumnya dibangun secara swadaya oleh warga dan pemerintah desa setempat. Namun akibat banjir, jalan tersebut kembali rusak.

 

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement