REJABAR.CO.ID, CIANJUR — Bupati Cianjur Herman Suherman berharap proyek pembangunan jalan penghubung antarkabupaten dan antardesa di selatan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dapat dituntaskan sesuai target. Diharapkan pembangunan jalan selesai sebelum akhir 2023.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur membangun jalan beton sepanjang sekitar 38 kilometer di wilayah selatan, yang menjadi penghubung dengan wilayah Kabupaten Bandung. Menurut Bupati, progres pembangunan jalan penghubung kabupaten dan enam desa di Kecamatan Cidaun itu sudah lebih dari sekitar 70 persen.
“Kami berharap sesuai target, sebelum akhir tahun, seluruh pembangunan sudah tuntas seratus persen, sehingga di awal tahun roda perekonomian tidak lagi terhambat di wilayah tersebut, termasuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dapat meningkat,” kata Bupati di Cianjur, Sabtu (21/10/2023).
Bupati mengatakan, selama ini kondisi infrastruktur menjadi kendala aktivitas perekonomian. Ia menjelaskan, sejumlah desa di Cidaun menjadi penghasil produk pertanian, khususnya beras dan sayuran. Seperti Neglasari, Puncakbaru, Cibuluh, dan Cimaragang.
Produk pertanian tersebut dipasok ke pasar di wilayah Cianjur maupun luar daerah. “Namun, buruknya infrastruktur membuat ongkos menjadi mahal,” kata Bupati.
Dengan dilakukan pembangunan jalan beton, Bupati berharap dapat memudahkan warga menjual hasil pertanian ataupun produk UMKM, baik untuk wilayah Cianjur maupun luar daerah, seperti Bandung dan sekitarnya. “Di awal tahun depan masyarakat dapat dengan cepat menjual hasil buminya ke Cianjur atau ke Bandung,” ujar dia.
Bupati mengatakan, pembangunan jalan juga diharapkan dapat mendukung aktivitas pariwisata. Dengan jalan yang baik, diharapkan kunjungan wisatawan bisa meningkat ke destinasi wisata di wilayah Cidaun.
“Wisatawan dalam dan luar Cianjur tidak perlu waktu lama untuk sampai ke sejumlah objek wisata yang banyak terdapat di sepanjang wilayah Cidaun, mulai dari air terjun, wisata pantai, dan tempat wisata lainnya,” ujar Bupati.
Dengan jalan yang baik pula, Bupati mengharapkan akan memudahkan mobilitas warga, termasuk untuk mengakses layanan pendidikan maupun kesehatan.
