Jumat 05 Jan 2024 08:24 WIB

Sebanyak 997 Jiwa Terdampak Banjir Akibat Tiga Sungai Meluap di Karawang

Sebanyak 227 rumah tergenang air dengan ketinggian berkisar antara 20-130

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Anak-anak bermain air saat terjadi banjir di Pondok Karya, Mampang, Jakarta Selatan, Kamis (4/1/2024). Banjir setinggi 80 sentimeter tersebut diakibatkan hujan dengan intensitas tinggi di wilayah Jakarta Selatan hingga membuat aliran air dari Kali Krukut meluap.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Anak-anak bermain air saat terjadi banjir di Pondok Karya, Mampang, Jakarta Selatan, Kamis (4/1/2024). Banjir setinggi 80 sentimeter tersebut diakibatkan hujan dengan intensitas tinggi di wilayah Jakarta Selatan hingga membuat aliran air dari Kali Krukut meluap.

REJABAR.CO.ID,  BANDUNG--- Banjir yang melanda wilayah Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, hingga Kamis (4/1/2024) menyebabkan 997 orang terdampak. Banjir tersebut, disebabkan oleh meluapnya Sungai Citarum, Sungai Cibeet dan Sungai Cidawolong.

Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB mencatat sebanyak 997 jiwa atau 330 kepala keluarga terdampak banjir. Luapan air melaju hingga ke Desa Karangligar, Kecamatan Teluk Jambe Barat.

Baca Juga

"Hasil asesmen sementara, terdapat 227 rumah tergenang air dengan ketinggian berkisar antara 20-130 sentimeter. Dilaporkan sedikitnya 300 warga terpaksa mengungsi ke kantor desa dan rumah kerabat terdekat," ujar Abdul Muhari melalui keterangan resmi yang diterima, Jumat (5/1/2024).

Ia mengatakan BPBD Kabupaten Karawang bersama unsur TNI-Polri, aparat desa, linmas, dan relawan melakukan evakuasi dan penanganan darurat di lokasi. BNPB pun akan menyalurkan bantuan makanan siap saji 1000 pouch, sembako 500 paket, air mineral 500 dus, dan tenda pengungsi 2 unit.

Terkait pemenuhan kebutuhan dasar, tim gabungan telah mendirikan tenda darurat untuk pengungsian beserta dapur umum. Termasuk telah berkoordinasi dengan Puskesmas Wanakerta untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan dilokasi terdampak.

Abdul Muhari mengatakan, pemerintah setempat telah menerbitkan surat keputusan Siaga Darurat Bencana Banjir, Banjir Bandang, Rob, Abrasi, Longsor dan Pergerakan Tanah serta Puting Beliung/Angin Kencang Nomor 360/Kep 548-huk/2023 yang berlaku hingga 31 Mei 2024.

Ia mengimbau warga untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan potensi risiko bencana hidrometeorologi. Apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi dengan durasi lama diharapkan warga yang tinggal di sekitar aliran sungai untuk dapat melakukan evakuasi secara mandiri ke tempat yang lebih aman.

Selain itu, mengingat sudah mulai memasuki peralihan musim, hendaknya untuk membekali informasi seputar prakiraan cuaca melalui InfoBMKG dan potensi risiko bencana melalui InaRISK BNPB.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement