REJABAR.CO.ID, BANDUNG---Ratusan orang berkumpul di Sekretariat Tim Pemenangan Daerah Ganjar Pranowo-Mahfud MD Jawa Barat, akhir pekan lalu. Mereka, memerhatikan orasi yang dilakukan secara bergantian oleh perwakilan relawan Ganjar-Mahfud. Para relawan tersebut, mengecam aksi kekerasan aparat yang dilakukan kepada relawan Ganjar-Mahfud di Sleman (Yogyakarta) dan Boyolali (Jawa Tengah).
Menurut Direktorat Relawan Tim Pemenangan Daerah Ganjar-Mahfud Jawa Barat Budi Hermansyah, apa yang dialami oleh relawan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut tiga di wilayah tersebut bukan lagi tindak kriminal biasa. Namun, kekerasan politik, apalagi aksi tersebut dilakukan aparat keamanan yang harusnya melindungi rakyat.
“Ini bukan lagi tindak kriminal kekerasan biasa, tapi sudah menyangkut kekerasan politik dalam praktik berdemokrasi. Ini tentu sudah tidak sehat dan sangat menciderai proses demokrasi di Tanah Air,” ujar Budi dalam keterangan resminya, Senin (8/1/2024)
Menurut Budi, pihaknya akan membawa aksi kekerasan oleh aparat itu ke ranah hukum. Apalagi, Tim Pemenangan Nasional sudah melaporkan tindak kekerasan itu ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.
“Kenapa ke Komnas HAM? Karena ini kekerasan politik, bukan aksi kriminal kekerasan biasa,” katanya.
Sementara itu, Irfan Khairullah yang merupakan ketua kegiatan solidaritas mengatakan, lilin yang dibawa peserta aksi merupakan simbol harapan dari relawan untuk Ganjar-Mahfud.
“Jadi lilin ini adalah simbol harapan bahwa pelanggaran hak asasi manusia terhadap demokrasi akan diselesaikan oleh Ganjar-Mahfud. Sementara bunga adalah bentuk duka cita kami, terutama untuk para ibu yang kehilangan anaknya,” katanya.