REJABAR.CO.ID, JAKARTA -- Eks Politikus PDI Perjuangan Maruarar Sirait meyakinkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan turun gunung berkampanye untuk membantu pemenangan Paslon 02 Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming di Pilpres 2024. Maruar Sirait mengaku paham pernyataan Jokowi yang terbuka atas pilihan politiknya untuk berada di kubu Prabowo-Gibran dalam pesta demokrasi lima tahunan ini.
"Sebagai orang yang dekat dengan beliau, saya tahu hati dan pikirannya, saya yakin beliau (Jokowi), pasti mendukung Prabowo-Gibran," ujar Pria yang akrab disapa Ara saat dijumpai di gelaran kampanye Prabowo-Gibran di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu (27/1/2024).
Ketika ditanya Republika perihal apakah sudah ada rencana untuk menghadirkan Jokowi dalam kampanye lanjutan Prabowo-Gibran? Ara menerangkan, dirinya sudah menyarankan agar Jokowi turun gunung bersama-sama tokoh lainnya, untuk turut serta berkampanye langsung di lapangan. Ara mengaku, sudah beberapa kali berjumpa dengan Jokowi untuk membahas kapan waktunya, dan di mana presiden dua periode itu bakal hadir di kampanye terbuka untuk kemenangan Prabowo-Gibran.
"Saya menyarankan beliau (Jokowi) untuk turun kampanye di beberapa wilayah yang strategis. Saya belum tahu di mana. Tetapi sudah bertemu beberapa kali dengan beliau dan menyampaikan saran untuk turun di beberapa wilayah kampanye strategis," kata Ara.
Jokowi beberapa hari lalu menyampaikan bahwa dirinya sebagai presiden aktif dibolehkan ikut berkampanye memenangkan paslon dalam Pemilu 2024. Menurutnya sebagai presiden, dirinya pun punya hak untuk memiliki kecondongan politik dalam pesta demokrasi lima tahunan itu. Meskipun Jokowi tak eksplisit menyebutkan kecondongan politiknya itu ke paslon yang mana.
Namun, diyakini pernyataan Jokowi itu adalah bentuk sikap terbuka darinya untuk menyatakan dukungan politik ke Paslon 02 Prabowo-Gibran. Pun pernyataan terbuka tersebut, ditafsir banyak kalangan sebagai tanda Jokowi bakal turut berkampanye memenangkan Prabowo-Gibran. Namun banyak juga yang menilai pernyataan Jokowi tersebut, sebagai tak etis mengingat jabatannya sebagai presiseb aktif. Meskipun disebut tak melanggar hukum.