REJABAR.CO.ID, CIANJUR -- Gelombang tinggi yang melanda sebagian besar pantai selatan Cianjur, sejak dua hari terakhir menyebabkan berbagai kerusakan. Saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, masih melakukan pendataan kerusakan tersebut.
Menurut Kepala Pelaksana BPBD Cianjur Asep Sukma Wijaya, berdasarkan informasi dari BMKG cuaca ekstrem akan melanda sebagian besar wilayah Cianjur hingga akhir Maret. Bahkan, ketinggian gelombang dapat mencapai 5 meter di wilayah selatan.
"Kami belum dapat laporan pasti, namun saat ini petugas sudah disebar ke sejumlah wilayah di pantai selatan untuk melakukan pendataan. Laporan sementara puluhan perahu rusak di Pantai Apra, Jayanti, dan sejumlah pantai lainnya, karena cuaca ekstrem," ujar Asep, Selasa (12/3/2024).
Sejak jauh hari, kata dia, pihaknya sudah menyebar imbauan melalui aparat kecamatan dan desa untuk membatasi aktivitas. Terutama, wisatawan dan nelayan untuk tidak dulu melaut karena hujan deras disertai angin kencang dengan gelombang tinggi akan melanda pantai selatan.
Selain itu pengelola wisata air di seluruh wilayah di Cianjur, kata dia, diminta untuk meningkatkan pengawasan dan meminta wisatawan menjauh dari air ketika hujan turun lebat disertai angin kencang, terutama di obyek wisata air terjun dan pantai.
"Kami siagakan puluhan Relawan Tangguh Bencana (Retana) di setiap obyek wisata, guna antisipasi hal tidak diinginkan. Selama bulan puasa kami tetap meminta relawan untuk melaporkan situasi setiap hari mulai dari utara hingga selatan," katanya.
Sementara informasi didapat dari nelayan di Pantai Jayanti, Kecamatan Cidaun, mengatakan akibat gelombang tinggi yang terjadi sejak dua hari terakhir menyebabkan sekitar 30 perahu yang ditambatkan di dermaga rusak dan dua perahu hanyut terbawa arus.
Sebagian besar perahu yang rusak akibat benturan gelombang, langsung didaratkan pemiliknya agar kerusakan tidak bertambah parah. Sejak satu bulan terakhir nelayan di pantai selatan sudah tidak melaut karena cuaca ekstrem disertai gelombang tinggi.
"Kalau perahu yang rusak akibat cuaca ekstrem lebih dari 30 perahu, ditambah ada yang hanyut terbawa arus. Harapan kami ada bantuan dari pemerintah agar nelayan dapat memiliki perahu sendiri," kata Nelayan Pantai Jayanti, Inen (54).