REJABAR.CO.ID, BANDUNG--- Peredaran beras premium di toko retail modern atau swalayan wilayah Jawa Barat (Jabar), masih langka. Beras premium ini langka dari sebelum memasuki bulan suci Ramadan 1445 Hijriyah hingga sekarang, Rabu (13/3/2024). Namun untuk penjualan di pasar tradisional seperti di Kiaracondong dan Kosambi beras jenis premium masih ada dengan harga yang tinggi.
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin turut mengungkap beberapa dugaan penyebab sementara langkanya beras peremium di swalayan atau toko ritel moderen. Menurut dia, beras di toko modern langka karena begitu datang stok beras masyarakat langsung datang membeli dalam jumlah banyak.
"Jadi begitu beras masuk swalayan, langsung habis diserbu masyarakat. Makanya harusnya ada solusi lebih permanen. Ini kadang kan dikirim itu beberapa kali, dan ada masalah di distribusi center. Jadi begitu datang sedikit langsung habis," ujar Bey, Rabu (13/3/2024).
Saat ditanya soal dugaan adanya permaian dari distributor beras premium, menurut Bey, hal itu akan menjadi urusan aparat penegak hukum. Tapi, Bey meminta agar masyarakat tetap membeli beras dengan sewajarnya dan tidak panic buying ketika beras masuk swalayan.
"Kalau dugaan ada permainan atau apa, itu kami serahkan pada aparat berwajib, yang penting masyarakat jangan panic sekali stok beras dari Bulog masih ada," katanya.
Terkait langkanya beras premium di supermarket di Jabar apakah ada kaitannya dengan devisit beras, Bey mengataka,hal itu tidak berkaitan. Karena, stok beras di Jabar masih aman hingga lebaran 2024 ini.
"Kita enggak devisit, justru stoknya aman sekali hingga lebaran. Jadi kondisinya saat ini itu, masyarakat ingin dapat beras lebih murah dan harusnya enggak boleh panik buying, sesuaikan dengan kebutuhan saja," katanya.
Bey menjelaskan, pihaknya sudah memikirkan beberapa solusi yang akan diterapkan untuk meminimalisir terjadinya kelangkaan beras premium di swalayan. Upaya yang dilakukan, salah satunya dengan Operasi Pasar Murah (OPM) yang dilakukan oleh pemerintah provinsi dan kabupaten kota.
"Kalau untuk solusi jangka pendek, kami akan berkoordinasi dengan Bulog untuk memenuhi penyediaan di ritel. Kalau pasar murah itu kabupaten dan kota juga harusnya bisa ikut menggelar lebih masif, tapi harus sesuaikan anggaran apakah mencukupi atau tidak," paparnya.