REJABAR.CO.ID, CIREBON---Jakarta dan Cirebon memiliki ikatan sejarah yang sangat erat sejak zaman dulu. Untuk itu, program edu wisata heritage Jakarta – Cirebon akan segera dihadirkan untuk mengenalkan ikatan sejarah tersebut sekaligus potensi wisatanya kepada masyarakat.
Program wisata yang diinisiasi oleh Yayasan Badan Wakaf Kasepuhan Cirebon itupun telah mendapatkan dukungan dari Pemprov DKI Jakarta maupun Pemkot Cirebon. Bahkan, program itu diapresiasi oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno.
‘’Soft launching program wisata edu heritage akan dilaksanakan pada 21 April 2024, di Keraton Kasepuhan Cirebon,’’ ujar Ketua Yayasan Badan Wakaf Kesepuhan Cirebon, Ahmad Jazuli, Rabu (27/3/2024).
Jazuli mengatakan, soft launching itu akan dilaksanakan dalam kegiatan tradisi Keraton Kasepuhan setiap 10 Syawal, dan menjadi rangkaian acara ‘Grebeg Syawal’. Saat ini, Keraton Kasepuhan Cirebon masih menjalankan adat istiadat dan tradisi yang kuat. Dalam setahun, setidaknya ada 42 adat istiadat dan tradisi yang masih berjalan.
‘’Maka dari itu, peluang ini kita kemas menjadi paket wisata edu heritage yang bisa memberikan pencerahan budaya kepada generasi muda,’’ kata Jazuli.
Jazuli pun berharap, melalui inisiasi bersama dengan Pemkot Cirebon dan Pemprov DKI Jakarta serta dukungan dari Kemenparekraf, maka program itu dapat meningkatkan kunjungan wisatawan, khususnya dari Jakarta ke Cirebon.
Seperti diketahui, Jakarta dan Cirebon memiliki ikatan sejarah yang sangat erat sejak ratusan tahun yang lalu. Pada 22 Juni 1527, Sunda Kelapa dibebaskan dari penjajahan Portugis oleh Panglima Perang Sunan Gunung Jati, yakni Fatahillah, yang juga merupakan menantu dari Sunan Gunung Jati dari Cirebon.
Berdasarkan histori tersebut, maka tema wisata edu heritage yang diangkat yakni "Sunda Kelapa-Keraton Kesepuhan Cirebon, Jejak 500 Tahun Jayakarta”. Tema itu membawa nilai-nilai amanah Sunan Gunung Jati, yakni "Ingsun Titip Tajug lan Faqir Miskin", yang akan dikemas dalam beberapa tipe paket atau program wisata kepada wisatawan.
Ketua Umum Forum Silahturahmi Keraton Nusantara (FSKN), Yang Mulia Karaeng Turikale VIII Maros, Sulsel, Brigjen Pol (P) Dr A A Mapparessa, menyampaikan, paket wisata yang dikemas dalam konsep edu heritage menyajikan beragam atraksi menarik.
‘’Edu heritage akan menjadi salah satu model untuk bisa direplikasi di keraton-keraton lainnya. Dan kami berharap ini bisa menjadi pilot project bagi pengembangan destinasi wisata keraton untuk menjadi destinasi wisata sejarah unggulan,’’ kata Mapparessa.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon, Agus Sukmanjaya mengatakan, Cirebon memiliki banyak daya tarik unggulan wisata. Seperti, Tari Topeng, Kereta Barong, Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Gua Sunyaragi, hingga Ziarah Makam Sunan Gunung Jati.
Selain itu, pada 2024 Kota Cirebon akan mengembangkan lima destinasi wisata baru yang berbasis heritage atau cagar budaya. ‘’Sehingga aspek pelestarian, pemanfaatan, pengembangan, dan pemberdayaannya tetap terjaga. Jadi ini akan menjadi modal kami untuk menetapkan desain pengembangan pariwisata berbasis budaya kedepan,’’ kata Agus.
Sementara itu, Menparekraf/Kabaparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno, mengapresiasi rencana program Wisata Edu Heritage Jakarta-Cirebon. Menurutnya, hal itu sebagai upaya memperkenalkan nilai-nilai sejarah sekaligus menggeliatkan pergerakan wisatawan nusantara (wisnus).
‘’Nilai sejarah yang terkandung dalam kawasan heritage menjadi sebuah keunikan dan karakter khas sebuah destinasi wisata. Karenanya saya sangat mengapresiasi gagasan ini,’’ kata Sandiaga.