REJABAR.CO.ID, INDRAMAYU---Muhammad Roji Nurfajri (9 tahun) terlihat duduk tenang sambil memeluk kardus kosong sepatu. Isi kardus berupa sepatu baru, terlihat sudah berpindah ke kedua kakinya. Rasa bahagia karena memakai sepatu baru, memancar dari wajahnya.
Saat datang ke Gedung Landraad, Alun-alun Puspawangi Indramayu, Rabu (4/4/2024) lalu, bocah yatim piatu itu terlihat memakai sepatu yang sudah jebol. Sejak kelas satu SDN 3 Margadadi hingga kini duduk di bangku kelas tiga, sepatu itulah yang kerap dipakainya.
Kini, melalui gerakan Sedekah Sepatu, bocah yang biasa disapa Fajri itu bisa memiliki sepatu baru. Sepatu baru itu diserahkan langsung oleh Bupati Indramayu, Nina Agustina. Saat datang ke Gedung Landraad untuk menerima sepatu baru, Fajri ditemani oleh wali kelasnya. Ayahnya meninggal dunia belum lama ini, tak berselang lama dengan kematian ibunya. Keduanya meninggal karena sakit.
Fajri mengaku sangat senang karena sekarang bisa memakai sepatu baru. ‘’Senang sekali. Sepatu yang lama sudah mangap (jebol),’’ kata Fajri.
Gerakan Sedekah Sepatu itu diinisiasi oleh Pemka Indramayu. Menurut Bupati Indramayu Nina Agustina, ia mengaku prihatin, karena saat kunjungan kerjanya ke sejumlah sekolah, kerap mendapati sepatu para siswa yang sudah tidak layak pakai. Bahkan, ada beberapa anak yang sekolah memakai sandal karena tidak memiliki sepatu.
Oleh karna itu, Nina berinisiatif mengumpulkan sedekah sepatu untuk membantu anak-anak tersebut. Dia mengajak para ASN maupun non ASN mitra kerja Pemda Indramayu, untuk turut serta ambil bagian dalam sedekah tersebut.
Gayung pun bersambut. Dari target semula 1.000 pasang sepatu, hingga Rabu (3/4/2024) ternyata telah berhasil terkumpul 3.664 pasang sepatu. ‘’Alhamdulillah kita berbagi sedekah. Ini ada dari SKPD, ASN, non ASN, kepala sekolah, guru, Pertamina, dan lain-lain,’’ kata Nina.
Nina menjelaskan, untuk penyaluran sepatu-sepatu tersebut, pihaknya meminta kepada guru dan pihak sekolah untuk bisa menyeleksi dengan melihat kondisi sesungguhnya. Anak yang mendapat sepatu tersebut, harus berasal dari kalangan keluarga kurang mampu dan yatim piatu.
‘’Saya minta kepada guru dan kepala sekolah agar (sepatu) diberikan kepada anak yang tidak mampu ataupun yatim piatu,’’ kata Nina.