REJABAR.CO.ID, CIREBON -- Kebakaran hebat melanda sebuah pabrik pembuatan furnitur rotan di Desa Karang Asem, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon, Senin (22/4/2024) sekitar pukul 00.30 WIB. Bahkan tak hanya bangunan pabrik, api juga membuat produk furniture rotan siap eskpor menjadi ludes terbakar.
Sebanyak 11 unit mobil pemadam kebakaran, baik dari Kabupaten Cirebon maupun Kota Cirebon, dikerahkan untuk memadamkan kobaran api yang melanda tempat usaha milik PT Indigo Mandiri Sejahtera tersebut. Butuh waktu enam jam bagi petugas pemadam kebakaran untuk menjinakkan kobaran api. Setelah api dapat dijinakkan, petugas melanjutkannya dengan melakukan pendinginan untuk memastikan api benar-benar padam.
Kasi Tanggap Darurat Kebakaran Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Cirebon Eno Sujana mengatakan, pihaknya mendapat laporan dari petugas security pabrik mengenai kejadian kebakaran itu sekitar pukul 00.50 WIB. Dengan kondisi kebakaran yang besar, pihaknya meluncurkan armada pemadam kebakaran dari beberapa pos.
‘’Saat kami tiba di lokasi, api memang sangat besar sekali. Jadi saya minta bantuan dari pemadam kebakaran Kota Cirebon,’’ ujar Eno.
Eno mengatakan, setelah api padam, pihaknya tetap melakukan pendinginan selama dua jam untuk memastikan tidak ada bara api yang bisa menyala kembali.
Untuk penyebab kebakaran, Eno mengaku belum bisa memastikannya. Namun menurut informasi dari security pabrik, awalnya terdengar suara ledakan di ruang finishing pabrik hingga akhirnya terlihat kobaran api yang membesar. ‘’Korban jiwa tidak ada,’’ kata Eno.
Sementara itu, General Manager PT Indigo Mandiri Sejahtera Herry Dasa menjelaskan, api membakar satu bangunan utama pabrik dan dua bangunan kecil, dengan luas total sekitar 14 ribu meter persegi.
Selain itu, si jago merah juga melumat produk furnitur dan alat-alat serta bahan produksi pembuatan furnitur rotan. Termasuk barang produksi siap ekspor dan lima unit kendaraan roda empat serta dua unit kendaraan roda dua. ‘’Barang (furnitur rotan) yang siap kirim, kurang lebih ada 10 kontainer (untuk) ekspor ke USA dan Eropa. Itu ludes semua,’’ kata Herry.
Herry belum bisa memastikan nilai kerugian akibat kebakaran tersebut. Dia menyebutkan, kerugian dari sisi furnitur rotan yang siap ekspor di kisaran Rp 2,7 miliar. Nilai kerugian itu belum termasuk bangunan dan alat-alat serta bahan produksi maupun kendaraan yang terbakar.
‘’Kerugian furniturnya saja yang siap ekspor di kisaran Rp 2,7 miliar. Kalau kerugian semuanya, masih kita kalkulasi,’’ kata Herry.