REJABAR.CO.ID, INDRAMAYU-- Ribuan anak di Kabupaten Indramayu terindikasi mengalami stunting. Upaya penanganan dengan pemberian makanan tambahan (PMT) diminta agar lebih tepat sasaran.
Wakil Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Indramayu, Iin Indrayati menjelaskan, jumlah anak di Kabupaten Indramayu yang terindikasi stunting mencapai 2.238 anak. Dia menilai, upaya penurunan stunting belum maksimal meskipun Kabupaten Indramayu memiliki kekayaan lokal.
Selama ini, upaya penanganan stunting juga telah dilakukan. Di antaranya melalui pemberian makanan tambahan (PMT). Namun, program itu dinilai sering kurang tepat sasaran sehingga tidak bisa mengatasi stunting secara optimal.
Iin pun meminta agar upaya untuk mengatasi stunting dilakukan secara lebih fokus. Dia juga mengapresiasi langkah-langkah yang sudah diambil dalam percepatan penurunan stunting. ‘’Saya yakin bahwa new zero stunting bisa tercapai jika semua pihak bekerja dengan akurat,’’ kata Iin, saat Rapat Koordinasi Monitoring dan Evaluasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Indramayu tahun 2024, akhir pekan kemarin.
Sekretaris Daerah Indramayu, yang juga Ketua TPPS Indramayu, Aep Surahman mengatakan, penanganan stunting harus mencakup semua tahapan, mulai dari pra-nikah hingga pembinaan anak pasca-kelahiran.
Aep menekankan, pentingnya pendataan yang akurat untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam mengidentifikasi anak yang terindikasi stunting. ‘’Indramayu saat ini masih berada di angka prevalensi stunting 18,4 persen, lebih tinggi dari target nasional 14 persen. Meski angka prevalensi menurun dari tahun 2019 yang sebesar 29,1 persen, masih diperlukan upaya keras untuk mencapai target,’’ katanya.
Pemerintah juga menginstruksikan agar seluruh kecamatan di Kabupaten Indramayu menjalankan program pemberian makanan tambahan (PMT) untuk anak-anak yang terindikasi stunting dengan lebih efektif lagi. ‘’Program ini merupakan bagian dari upaya membangun generasi yang sehat dan cerdas dan bebas stunting menuju Indonesia Emas 2045,’’ kata Aep.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan, Wawan Ridwan, menegaskan pentingnya intervensi stunting sejak sebelum dan sesudah kelahiran. ‘’Intervensi ini mencakup pemberian perhatian khusus kepada ibu hamil dan remaja putri serta bayi baru lahir,’’ katanya.