Sementara menurut Pakar Ekonomi yang juga Dosen Manajemen Unisba, Mochamad Malik Akbar Rohandi, pembiayaan KUR ini sangat dibutuhkan UMKM untuk mengembangkan usahanya. Karena, UMKM di luar produk makanan biasanya harus menunggu uang beputar agar bisa punya modal lagi. Hal itu, berbeda dengan UMKM yang menjual produk makanan biasanya cash in time jadi uang cepet berkembang.
"KUR ini memang penting untuk modal UMKM tapi seharusnya, UMKM mendapatkan literasi keuangan lebih dahulu agar pengelolaan uangnya bisa dilakukan dengan baik. Kan kalau cash flow baik mereka akan bisa memperkirakan, cashnya berapa kali muter," katanya.
Pembiayaan pada UMKM ini, kata dia, bisa menjadi pengungkit usaha mereka. Karena, dengan adanya hutang maka para UMKM memiliki motivasi lebih tinggi, modal kerja ditambah, dan termotivasi karena ada kewajiban untuk membayar ke perbankan. "Jadi harusnya UMKM menjadi lebih baik dalam pengaturan cash flow. Karena, selama ini UMKM kerap memiliki kendala terkait pengaturan antara modal dan kebutuhan hidup yang sering sudah dipisahkan mana untuk usaha dan kehidupan sehari-hari," paparnya.
Apalagi, kata dia, saat ini UMKM pun semakin dimudahkan saat mengakses pembiayaan. Karena, ditengah ekonomi saat ini UMKM dinilai masih sangat tangguh. Sehingga, perbankan banyak yang mengejar UMKM.
"Sekarang, akses pembiayaan UMKM lebih mudah dan dukungan pemerintah tinggi. Bahkan, bukan hanya dari perbankan, dinas-dinas dan CSR perusahaan juga banyak bantuan," katanya.
Bahkan, kata dia, untuk UMKM yang ramah lingkungan sebenarnya bisa mendapatkan insentif. Salah satunya, UMKM yang mengolah limbah kain bisa mendapatkan perhatian khusus. Tapi harus ada nomor izin berusaha (NIB) dan legalitas usahanya.