REJABAR.CO.ID, INDRAMAYU--Banjir rob yang terjadi pada akhir 2022 silam menjadi peristiwa pilu yang tak terlupakan dalam hidup Kaseli (51). Betapa tidak, bencana tersebut telah menghancurkan rumah milik warga Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu tersebut.
Padahal, rumah itu menjadi satu-satunya tempat tinggal bagi Kaseli beserta suami dan lima anak mereka. Selama bertahun-tahun mereka hidup berjejalan di rumah tidak layak huni itu.
Rob sebenarnya sudah menjadi bencana langganan yang dialami warga di pesisir Desa Eretan Kulon selama bertahun-tahun lamanya. Namun pada akhir Desember 2022, rob terhitung sangat parah hingga memporak-porandakan kehidupan warga di sana. “Rumah saya hancur, ternak pada hanyut semua, dapur rumah terbawa,” ujar Kaseli, Selasa (14/1/2025).
Untuk membantu warga yang terdampak bencana itu, Kementerian Sosial bekerja sama dengan Pemkab Indramayu, Baznas RI dan Habitat for Humanity membangun Kampung Nelayan Sejahtera di Desa Eretan Kulon. Kampung itu dijadikan sebagai tempat relokasi bagi warga yang terdampak bencana tersebut.
Kaseli pun sangat bersyukur ketika dinyatakan bisa menjadi penerima bantuan rumah di Kampung Nelayan Sejahtera Bermartabat Indramayu. Bahkan tak hanya rumah, ia juga diberikan pelatihan pemberdayaan ekonomi oleh Kemensos. “Diajari bikin bakso ikan, dimsum, kerupuk ikan, batik ecoprint. Pelatihan sejak Desember 2024, sekarang sudah bisa bikin kain ecoprint,” kata Kaseli.
Pembangunan Kampung Nelayan Sejahtera Bermartabat itu kini masih dalam tahap pengerjaan. Menteri Sosial, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) pun meninjau pembangunan tersebut, Selasa (14/1/2024).
Kampung itu diperuntukkan bagi 93 KK nelayan yang menjadi korban banjir rob. Setiap rumah di kampung itu memiliki luas 36 meter persegi dengan luas tanah 60 meter persegi, dengan dua kamar tidur, ruang tamu, kamar mandi, dan dapur. “Ini adalah kerja kolaborasi, kerja bersama, inilah yang diharapkan Presiden. Kita bisa bekerja sama dengan pemerintah, sesama pemerintah, maupun dengan swasta dan pihak-pihak lain seperti Baznas,” kata Gus Ipul.
Kampung nelayan itu didirikan di atas tanah seluas 1,6 hektare, yang terdiri dari 9.900 meter persegi untuk area perumahan, dan 6.100 meter persegi untuk area fasilitas umum dan ekonomi. “Selain itu ada pembinaan buat warga, pemberdayaan terutama untuk istri-istri nelayan memproduksi olahan berbahan baku hasil laut,” kata Gus Ipul.
Gus Ipul menambahkan, kampung tersebut juga dilengkapi dengan area ekonomi dan fasilitas umum guna menunjang produktivitas warga. Saat ini, pembangunan kampung nelayan Indramayu telah mencapai 70 persen. “Nantinya ini akan kami duplikasi di tempat lain. Kita akan lakukan juga bedah kampung di lokasi lain,” kata Gus Ipul.
Gus Ipul menjelaskan, Kabupaten Indramayu menjadi wilayah pertama yang dilakukan pembangunan kampung untuk merelokasi warga yang terdampak banjir rob. “Indramayu yang pertama karena sudah siap. Jadi waktu itu kita mencari kabupaten dan kota yang siap bermitra. Dari sekian banyak, yang siap hanya Indramayu, lahannya sudah ada,” katanya.
Untuk mewujudkan pembangunan kampung tersebut, Pemerintah Kabupaten Indramayu menghibahkan tanah senilai Rp 1,6 miliar. Kampung Nelayan Sejahtera tersebut rencananya sudah dapat dihuni oleh warga pada akhir Januari 2025.
“Mulai Januari ini sudah mulai dihuni. Kita lagi upayakan, karena cuaca, tapi targetnya Januari,” katanya.
Sementara itu, Ketua Baznas Indonesia, Noor Achmad yang juga hadir di lokasi mengatakan pihaknya selalu siap berkolaborasi bersama Kemensos. Khusus dalam pembangunan Kampung Nelayan Sejahtera Bermartabat Indramayu, Baznas berkontribusi dalam membangun sarana dan prasarana pendukung seperti community center, taman ramah anak dan lansia, fasilitas ibadah, sentra kerajinan, dan galeri UMKM.
“Bantuan yang akan kami berikan di sini adalah kami bangun masjid lantai dua senilai Rp 2,1 miliar. Total bantuan dari Baznas sebesar Rp 4,7 miliar,” kata Achmad.