Kamis 16 Jan 2025 17:38 WIB

Banjir Rendam Sawah dan Sekolah di Cirebon, Anak-anak Manfaatkan Jadi Kolam Renang Dadakan

Anak-anak terlihat bermain-main, bahkan ada yang sampai menggunakan ban pelampung.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Banjir yang diawali hujan deras telah menyebabkan Desa Bayalangu Kidul, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon banjir, Kamis (16/1/2025).
Foto: Dok Republika
Banjir yang diawali hujan deras telah menyebabkan Desa Bayalangu Kidul, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon banjir, Kamis (16/1/2025).

REJABAR.CO.ID,  CIREBON--Banjir menerjang Desa Bayalangu Kidul, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, Kamis (16/1/2025) dini hari. Selain merendam areal persawahan dan jalan, banjir juga menggenangi sekolahan sehingga siswa terpaksa diliburkan.

Hal itu terjadi di SDN 1 Bayalangu Kidul. Ketinggian air mencapai sekitar 20–30 centimeter. Tak hanya halaman sekolah, banjir bahkan memasuki ruangan kelas. Kondisi tersebut membuat ruang kelas tak memungkinkan untuk digunakan kegiatan belajar mengajar (KBM).

Baca Juga

Meski demikian, sejumlah anak-anak malah memanfaatkan halaman sekolah mereka menjadi ‘kolam renang dadakan’. Mereka terlihat bermain-main, bahkan ada yang sampai menggunakan ban pelampung.

Kepala Desa Bayalangu Kidul, Sugiarto mengatakan, banjir diawali dengan hujan deras yang mengguyur sejak Rabu (15/1/2025) sore. Hujan akhirnya membuat sungai meluap dan menyebabkan banjir. “Debit air sungai naik sekitar pukul 03.00 WIB dan sampai sekarang (siang) air belum surut,” kata  Sugiarto.

Sugiarto mengatakan, banjir itu membuat aktivitas kegiatan belajar mengajar di SDN 1 Bayalangu Kidul menjadi terganggu. “Pihak sekolah sudah menyampaikan hari ini anak-anak terpaksa diliburkan. Kalau besok air belum surut, ya kemungkinan liburnya diperpanjang,” katanya.

Tak hanya sekolah, banjir juga merendam areal persawahan di Desa Bayalangu Kidul seluas kurang lebih 100 hektare.

Sugiarto menjelaskan, selain curah hujan yang tinggi, buruknya sedimentasi sungai juga memperparah banjir. Apalagi, sungai yang melintasi Desa Banyalangu Kidul itu juga menjadi tempat penampungan air dari beberapa desa tetangga, seperti Arjawinangun, Kebon Turi, dan Kebon Pring. “Sungai ini menampung aliran air dari desa-desa lain, jadi sungai cepat meluap,” katanya.

Sugiarto berharap, pemerintah segera melakukan normalisasi Sungai Sriganala. Ia menilai, langkah tersebut sebagai langkah yang tepat untuk mencegah banjir kembali terjadi. "Kami mohon instansi terkait segera mengambil tindakan supaya desa kami bebas banjir,’’ katanya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement