REJABAR.CO.ID, KUNINGAN--Ribuan kepala keluarga di Desa Linggajati, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan selama ini mengeluhkan sulitnya memperoleh pasokan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Padahal, desa mereka merupakan wilayah penyangga Taman Nasional Gunung Ciremai, yang dikenal memiliki sumber mata air pegunungan.
Untuk memperoleh pasokan air bersih, warga di desa itu harus membelinya dengan menggunakan tangki. Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Linggarjati, Jaja, mengatakan, ada 1.382 kepala keluarga (KK) yang kesulitan memperoleh pasokan air bersih. Padahal, dulu mereka biasa mengandalkan mata air Ki Ninggang atau Cikuda. “Kini masyarakat harus membeli air untuk kebutuhan sehari-hari. Padahal kami berada di wilayah penyangga Gunung Ciremai, yang kaya dengan sumber mata air," ujar Jaja, Kamis (13/2/2025).
Jaja mengatakan, saat di musim hujan, warga akan mengandalkan air hujan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mereka akan menampung air hujan tersebut ke dalam wadah-wadah yang mereka miliki.
Namun, di saat musim hujan sudah berhenti, maka persediaan air yang mereka tampung juga akan habis. Saat itulah, warga harus membeli air dengan menggunakan tangki. "Masyarakat membeli tangki air untuk kebutuhan memasak dan mencuci," katanya.
Harga satu tangki air itu berkisar antara Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu, tergantung jarak pengiriman. Kondisi itu sangat memberatkan bagi warga yang memiliki penghasilan rendah.
Salah seorang warga Dusun II, Desa Linggajati, Nunu Barna, mengatakan, biasa membeli air sepekan sekali. Dia mengaku keberatan dengan kondisi tersebut. “Kami harus beli air setiap pekan,” katanya.
Tak hanya untuk kebutuhan rumah tangga, kesulitan memperoleh pasokan air juga terjadi di sektor pertanian. Sejumlah petani di Desa Linggarjati mengaku hasil panennya menurun karena kekurangan pasokan air irigasi.
Sementara itu, Sekretaris Desa Linggarjati, Mumuh mengatakan, krisis air di desanya sudah berlangsung sejak tiga tahun terakhir. Pihaknya pun telah berulangkali mengajukan bantuan kepada pemerintah daerah untuk mengatasi kondisi tersebut. "Kami sudah mengajukan permohonan untuk pembangunan jaringan air bersih. Semoga krisis air segera teratasi,” katanya.