Ahad 02 Mar 2025 12:15 WIB

Dama Kara, Brand Fashion Lokal yang tak Hanya Buat Produk Unik Tapi Berdayakan Disabilitas

Dama Kara unik, karena mengusung teknik kriya Indonesia tradisional

Red: Arie Lukihardianti
Outlet Butik Dama Kara di Jl Gandapura Kota Bandung
Foto: Arie Lukihardianti
Outlet Butik Dama Kara di Jl Gandapura Kota Bandung

REJABAR.CO.ID,  BANDUNG -- Dama Kara, brand fashion asal Bandung terus berinovasi mengahasilkan karya yang tak lekang oleh waktu. Dama Kara, mengangkat motif batik sebagai pakaian yang bisa digunakan dalam keseharian di segala suasana. Sehingga, tak heran kalau saat ini banyak pecinta fashion yang menyukai produk Dama Kara yang berbau tradisional tapi tetap masih fashionable.

Dama Kara pun cukup unik, karena mengusung teknik kriya Indonesia tradisional. Di antaranya batik cap, border, jahit jelujur dan tenun. Menurut Komercial Manager Dama Kara, Rima Insania, target pasar produknya adalah orang-orang yang menyukai batik untuk berbagai acara, tak hanya bisa digunakan untuk undangan resmi saja. Produk Dama Kara pun, fokus ke sarimbit set. Jadi, tak hanya membuat produk pakaian untuk perempuan saja, ada juga pakaian untuk laki-laki.

Selain unik karena mengusung teknik kriya tradisional, Dama Kara unik karena memberdayakan pengrajin di Pekalongan sekaligus bekerja sama dengan salah satu yayasan yang menaungi teman disabilitas. Teman disabilitas yang memiliki keahlian, diajak berkolaborasi dengan sistem profit sharing. Setelah membuat sebuah karya, hasil desain para penyandang disabilitas tersebut akan diproduksi masal oleh Dama Kara.

"Kami senang bisa memberdayakan teman disabilitas yang memiliki kemampuan untuk berkarya," ujar Rima kepada wartawan, belum lama ini.

photo
Komercial Manager Dama Kara, Rima Insania, - (Arie Lukihardianti)

Dama Kara sendiri, kata dia, memiliki dua koleksi pakaian. Yakni, koleksi batik border dan juga hasil karya teman disabilitas dengan berbagai keahlian yang dimiliki. Salah satu disabilitas yang telah diajak bekerja sama, misalnya Salma. Ia, ahli dalam jahit jelujur yang kemudian desainnya akan diteruskan pada pengrajin lalu dijadikan sebuah karya.

"Jadi, kalau tusuk jelujur ini handmade buatan ibu-ibu di Garut. Nah para disabilitas membuat desainnya dulu lalu kami perbanyak," katanya.

Selain melibatkan ibu-ibu di Garut, kata dia, Dama Kara juga memberdayakan ibu-ibu penjahit yang ada di Soreang dan Cileunyi. Yakni, ada 2 kampung di Soreang dan 2 Kampung di Cileunyi. "Kami bersyukur bisa memberdayakan ibu-ibu juga ya. Dan, kami juga merasa senang karena bisnis kami dibantu oleh Bank BRI yang memberikan banyak peluang untuk mengikuti pameran jadi bisa promosi," katanya.

Sementara menurut Salah Seorang Pembeli yang berasal dari Kota Bandung Griya Astrilia (36 tahun), ia tertarik membeli Dama Kara karena produknya unik, kainnya adem dan modelnya bagus bisa digunakan di berbagai acara.

"Ini batiknya lebih ke model masa kini banget bisa dipakai sehari-hari juga," katanya.

Terkait harga, Griya menilai cukup sesuai karena bahan dan modelnya berbeda dari produk yang lain. Sehingga, bisa menambah rasa percaya diri karena saat digunakan tak akan bertemu dengan pengguna pakaian yang sama. "Ini saya, saat transkasinya pakai QRIS BRI karena cukup membantu ya saat lupa bawa dompet tinggal pake handphone saja sudah bisa transaksi," katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement