REJABAR.CO.ID, BOGOR--Seekor macan tutul Jawa betina (Panthera pardus melas) yang sebelumnya sempat memicu kekhawatiran warga di Kabupaten Serang, Banten, kini menjalani masa observasi lanjutan di Taman Safari Indonesia (TSI), Cisarua, Bogor. Satwa liar berusia sekitar 1–3 tahun itu sebelumnya ditangkap oleh tim gabungan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat dan Banten setelah dilaporkan memangsa hewan ternak warga.
Kepala BBKSDA Jawa Barat Agus Arianto mengatakan, satwa yang dikenal sebagai macan kumbang ini berhasil diamankan dalam kondisi baik dan langsung dititipkan ke TSI guna menjalani pemeriksaan fisik serta perilaku. “Alhamdulillah kita berhasil selamatkan dan selanjutnya kita titipkan Taman Safari Indonesia untuk diobservasi,” ujar Agus saat ditemui Republika di sela kegiatan diskusi Forum Komunikasi Konservasi (Foksi) di TSI, Rabu (16/4/2025).
Menurut Agus, observasi ini bertujuan memastikan kondisi kesehatan satwa sebelum menentukan apakah ia dapat dilepasliarkan kembali ke habitat alaminya. "Jika satwa menunjukkan kondisi sehat, maka opsi pelepasliaran sangat mungkin dilakukan. Tapi bila ada gangguan, tentu akan kami rawat sesuai kebutuhan,” katanya.
Sebelumnya, keberadaan macan kumbang ini meresahkan warga Kampung Sepang, Kecamatan Mancak, Serang, sejak pertengahan Maret lalu. Satwa tersebut diketahui telah memangsa sembilan kambing dan lima ayam milik warga. Meski upaya pengusiran sempat dilakukan, macan kumbang tak kunjung kembali ke hutan.
Setelah dua pekan tanpa hasil, tim gabungan memutuskan memasang kandang jebak berukuran besar yang didatangkan dari TSI. Pada Rabu malam, 26 Maret 2025, sekitar pukul 22.00 WIB, satwa tersebut akhirnya masuk perangkap. Uniknya, tidak diperlukan pembiusan karena macan kumbang menunjukkan perilaku jinak dan tidak agresif. “Perilakunya cukup tenang, ini memudahkan proses evakuasi dan pengangkutan ke fasilitas TSI,” kata Agus.
Saat ini, kata dia, pihak TSI bersama IPB Bogor tengah melakukan analisis laboratorium terhadap sampel darah dan feses satwa tersebut. Hasil pengujian akan menjadi dasar keputusan apakah macan kumbang ini siap kembali ke alam atau perlu perawatan lebih lanjut.
Macan tutul Jawa merupakan satwa langka dan dilindungi yang populasinya kian terancam akibat rusaknya habitat dan konflik dengan manusia. Agus berharap, keberhasilan penyelamatan ini bisa menjadi momentum untuk memperkuat sinergi dalam konservasi satwa liar, khususnya di wilayah Jawa.