Selasa 22 Apr 2025 11:35 WIB

Puluhan Siswa SMP PGRI 1 Cianjur Alami Keracunan Diduga dari MBG

Keracunan massal yang dialami siswa kelas 7, 8 dan 9 berawal dari mengonsumsi MBG

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Korban keracunan (ilustrasi)
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Korban keracunan (ilustrasi)

REJABAR.CO.ID,  BANDUNG-- Puluhan siswa SMP PGRI 1 Cianjur mengalami keracunan massal diduga karena mengkonsumsi makanan bergizi gratis (MBG), Senin (21/4/2025). Sebagian siswa dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif karena mengalami gejala muntah dan pusing.

Kepala Sekolah SMP PGRI 1 Cianjur Rika Mustikawati mengatakan, peristiwa keracunan massal yang dialami siswa kelas 7, 8 dan 9 berawal dari mengkonsumsi makanan bergizi gratis (MBG), Senin (21/4/2025) siang. Makanan tersebut terdiri dari nasi, mie goreng, ayam suwir tanpa bumbu, tempe mendoan hingga buah semangka.

Baca Juga

"MBG datang setengah 9, setengah 10.00 WIB makan, saat istirahat kedua setengah 2 saat akan pulang mulai muntah-muntah," ujar Kepala Sekolah saat dikonfirmasi, Selasa (22/4/2025).

Rika mengatakan, pihak sekolah mengira bahwa siswa mengalami masuk angin. Sebab kondisi wilayah Cianjur saat itu tengah terjadi angin besar dan siswa diberi minyak kayu putih sementara waktu.

Namun, setelah itu, pihak pengelola MBG menanyakan apakah terdapat keluhan terkait makanan. Selain itu, terdapat sejumlah wali kelas yang melaporkan siswa mengalami muntah-muntah.

Ia menyebut sebanyak tiga orang dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan, Senin (21/4/2025). Selanjutnya pada Selasa (22/4/2025) lima orang dirujuk ke Rumah Sakit Sayang Cianjur.

Selain itu, terdapat tujuh orang sedang diobservasi di puskesmas. Sedangkan dua puluh orang lainnya berinisiatif berobat sendiri ke dokter. Pihaknya juga melakukan pemantauan terhadap seluruh siswa yang dirujuk ke rumah sakit dan mereka yang masuk sekolah hari ini. Beberapa orang guru pun mengalami gejala muntah-muntah.

Saat ini, ia mengatakan makanan MBG dihentikan sementara tidak diberikan kepada siswa. Sebab tengah dilakukan penyelidikan oleh aparat kepolisian. Pihaknya sendiri belum dapat memastikan penyebab keracunan sebab hasil laboratorium belum keluar. Namun, pihaknya menduga disebabkan karena faktor MBG. "Belum ada hasil lab. Keracunan gak tahu karena MBG," kata dia.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement